Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve akan bertindak agresif untuk meredam ancaman inflasi yang meningkat mendorong beberapa manajer investasi untuk meningkatkan posisi jual mereka pada emas, setelah meninjau data terbaru dari Commodity Futures Trading Commission (CFTC). Pasar menilai, awal kesalahan kebijakan moneter AS adalah ekspektasi inflasi yang lebih rendah dimana yakin bahwa serangkaian kenaikan suku bunga Fed akan cukup untuk mengekang inflasi.

Laporan CFTC untuk sepekan yang berakhir 18 Januari kemarin menunjukkan manajer investasi banyak yang menempatkan posisi beli bruto secara spekulatif mereka di emas berjangka Comex hanya sebanyak 510 kontrak menjadi 119.807. Pada saat yang sama, posisi jual justru meningkat 3.027 kontrak menjadi 48.014. Posisi beli emas sekarang hanya di 71.793 kontrak. Meskipun ada kenaikan dalam posisi jual, harga emas masih relatif stabil, bahkan bertahan jauh di atas $1.800 per troy ons.

Kenaikan posisi jual di minggu lalu terjadi karena imbal hasil pada suku bunga 10-tahun mulai meningkat, dimana obrolan pasar mengisyaratkan bahwa Federal Reserve dapat mulai mengurangi neraca yang membengkak sebelum akhir tahun dan berpotensi menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin di bulan Maret.

Perlu dicatat bahwa investor yang memandang bearish pada emas tampaknya telah lengah karena harga justru meningkat tajam di sekitar $1.840 per troy ons, meskipun ada kenaikan dalam yield obligasi AS. Sebagian besar investor salah mempercayai kenaikan harga sebelumnya akan terkikis menjelang FOMC. Seperti yang terjadi, harga justru melonjak ke lebih dari $ 1.840 per troy ons karena kenaikan tajam dalam harga energi. Diyakini justru harga emas akan bertahan di level $1,830 per troy ons hingga minggu depan, dengan posisi kemungkinan bergerak menuju beli.