ESANDAR, Jakarta – Pembantaian di pasar obligasi Italia, menarik perhatian karena saham sektor perbankan Italia ikut terpukul.
Investor merasa khawatir atas kepemilikan besar utang pemerintah Italia di neraca sektor keuangan negara yang sedang berjuang mengatasi kredit macet. Sebagian besar obligasi pemerintah Italia dijual di dalam negeri. Sekitar 11% dari neraca sektor perbankan Italia terdiri dari obligasi pemerintah, bagian tertinggi sejak Agustus lalu. Bank-bank Italia menarik 6,5 miliar euro ($ 7,5 miliar) obligasi pemerintahnya pada bulan April, bulan keempat pembelian, menurut data Bank Sentral Eropa.
Hal itu bisa menjelaskan mengapa saham sektor bank berkinerja buruk di pasar saham secara keseluruhan. Indek FTSE MIB I945, yang terdiri dari 40 ekuitas yang paling banyak diperdagangkan di bursa utama Italia, turun 5,6% pada bulan Mei. Sementara itu, saham Intesa Sanpaolo SpAISP dan UniCredit SpA keduanya turun lebih dari 22% pada bulan hingga saat ini.
Sebagian pihak mengatakan kekhawatiran atas sektor keuangan Italia agak berlebihan, setidaknya ketika menyangkut Intesa Sanpaolo dan UniCredit, dua bank terbesar di negara itu. Kondisi keuangan mereka lebih kuat daripada rekan-rekan bank dikawasan itu, yang umumnya dibebani oleh kredit macet. Mereka justru terlibat dalam upaya berkelanjutan untuk membersihkan neraca mereka. UniCredit telah membereskan setidaknya 17,7 miliar euro dari kredit macet tahun lalu ke dana investasi AS Fortress dan Pimco.
Pemegang saham bank yang kini memar tentu bisa merasa nyaman sedikit setelah mengetahui bahwa sejauh ini belum terjadi pengambilan uang secara besar-besaran oleh warga negeri Pizza ini.
Disaat yang sama, investor asing telah keluar melarikan diri. Hal ini membuat negara dalam situasi yang lebih baik daripada Yunani pada tahun 2011 dan 2012 ketika “kebocoran tanpa henti”. Sebagaimana dilaporkan oleh ECB, tentang adanya kebutuhan yang meningkat untuk memompa likuiditas ke dalam sistem perbankan Yunani guna membuat perbedaan.
Jatuhnya saham-saham disektor perbankan menimbulkan gejolak aksi jual di pasar global. Indek Dow Jones berakhir turun hampir 400 poin, atau turun 1,6%, sedangkan Indek S&P 500 berkurang 1,2%. Sektor keuangan adalah sektor yang paling terpukul dalam bursa S&P 500, turun lebih dari 3%, sementara saham Citigroup Inc. turun 4% dan JPMorgan Chase & Co turun 4.3%. (Lukman Hqeem)