ESANDAR – Pasar saham AS di Wall Street melonjak naik pada hari Rabu (03/06/2020) dan memperpanjang reli dalam tiga hari. Indeks saham S&P500 membukukan kenaikan beruntun terpanjang sejak Februari karena sejumlah saham mendapat keuntungan dari pembukaan ekonomi secara bertahap. Sementara itu Nasdaq ditutup naik 0,3% dan Dow Jones naik ke level tertinggi sejak 4 Maret dengan mencatat kenaikan 527 poin.
Risk appetite mendominasi perdagangan dan berimbas buruk pada aset safe haven seperti emas. Harga Logam mulia bahkan tertekan hingga dibawah $1700. Optimisme investor mengemuka atas pembukaan kembali ekonomi akibat pandemic corona.
Harga emas sempat menguat di akhir bulan Mei dari $1693 ke $1744,46 karena meningkatnya tensi hubungan AS dan China terkait Hong Kong. Namun penguatan harga emas gagal berlanjut setelah sentiment pasar beralih kepada rencana beberapa negara melonggarkan lockdown dan bersiap untuk membuka Kembali ekonomi dan bisnis. Hal ini membuat selera resiko investor meningkat dan melepaskan Sebagian posisi mereka pada asset aman seperti emas.
Pada hari Rabu Amerika Serikat merilis beberapa data ekonomi antara lain ADP Non-Farm Employment Change, ISM Non-Manufacturing dan data factory orders yang semuanya dilaporkan mengalami penurunan namun tidak lebih parah dari yang di perkirakan, sehingga memberi dukungan untuk memorong asset beresiko seperti saham.
Selera resiko terlihat meningkat dan investor berburu saham dan melepas Sebagian posisi pada emas. Harga emas Kembali tertekan di bawah level kunci $1700 per troy onz.
Melihat jatuhnya harga emas di bawah level $1700 dan harga sempat sentuh level $1689,25 pada hari Rabu tampaknya penurunan harga emas masih terbuka. Harga emas dapat tertekan turun ke level $168.30. Jika terus mengalami tekanan jual bahkan bisa turun ke level $1670,25 dan $1659,28