Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Harga emas turun tajam pada perdagangan Jumat (15/10/2021) atau Sabtu pagi WIB, menghentikan kenaikan selama tiga hari berturut-turut, karena rebound dalam imbal hasil obligasi AS dan peningkatan mengejutkan dalam penjualan ritel September merusak status safe-haven emas. Harga Emas di bursa berjangka AS, anjlok 29,6 dolar AS atau 1,65 persen menjadi ditutup pada 1.768,30 dolar AS per ounce. Dalam catatan kinerja sepekan, harga emas masih membukukan kenaikan sebesar 0.6%.

Sehari sebelumnya, harga emas berjangka terdongkrak 3,2 dolar AS atau 0,18 persen menjadi 1.797,90 dolar AS, setelah melonjak 35,4 dolar AS atau 2,01 persen menjadi 1.794,70 dolar AS pada Rabu (13/10) dan menguat 3,6 dolar AS atau 0,21 persen menjadi 1.759,30 dolar AS pada Selasa (12/10).

Emas memang menghadapi tantangan dari sejumlah faktor, suku bunga riil naik, ekuitas lebih tinggi, begitu juga Bitcoin. Ini semua membebani langkah harga emas untuk naik lebih lanjut,

Sementara itu, sejumlah data ekonomi yang dirilis pada hari Jumat juga beragam hasilnya. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan ritel AS naik 0,7 persen pada September, bulan kedua berturut-turut penjualan ritel meningkat. Penjualan ritel AS secara tak terduga meningkat pada September, meningkatkan ekuitas dan memperpanjang kerugian emas sebagai lindung nilai risiko. Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan harga impor naik 0,4 persen pada September setelah turun 0,3 persen pada Agustus. Sementara itu, indek sentimen bisnis Empire State dari Fed wilayah New York turun 14,5 poin menjadi 19,8 pada Oktober, lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 25 poin.

Ada peningkatan peluang merugi saat memegang emas ketika imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang jadi acuan pulih dari level terendah lebih dari satu minggu pada Kamis (14/10).

Sementara sebagian besar pembuat kebijakan Fed setuju bahwa bank sentral dapat mulai mengurangi pembelian obligasi bulanan segera bulan depan, mereka terpecah tajam atas inflasi dan apa yang harus mereka lakukan tentang hal itu.

Investor kemungkinan hanya memperkirakan pengetatan moderat dari bank-bank sentral utama dan yang seharusnya tidak menyebabkan terlalu banyak masalah bagi emas karena investor melakukan lindung nilai terhadap tingkat harga yang tinggi. Pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.