ESANDAR – Emas melemah pada perdagangan di akhir pekan, Jumat (08/01/2021) dimana imbal hasil Treasury AS melonjak karena kuatnya aliran risiko di tengah ekspektasi stimulus fiskal yang lebih tinggi di bawah kepresidenan Joe Biden. Prospek transisi kekuasaan yang mulus di Washington mengurangi ketidakpastian politik, yang selanjutnya menambah beban pada emas sebagai asset safe-haven.
Logam Mulia kehilangan $ 70 dan menyentuh posisi terendah dalam tiga minggu ini di $ 1828,62 sebelum pulih untuk berakhir di akhir pekan pada $ 1848. Terbososan harga dibawah $ 1900 mempercepat aksi jual di tengah penguatan dolar AS yang didorong oleh kenaikan imbal hasil, dimana para pelaku pasar nampak mengabaikan laporan NFP yang mengecewakan.
Secara fundamental, dalam seminggu ke depan akan ada sejumlah data ekonomi AS baru yang signifikan. Para pelaku pasar juga akan menantikan pernyataan Gubernur Federal Reserve Jerome Powell di tengah harapan akan stimulus yang lebih besar dan pembaruan seputar virus corona.
Secara teknis, harga emas menunjukkan upaya kenaikan kembali dimana harga $ 1850 akan menjadi support level yang krusial. Kenaikan harga lebih lanjut akan mengarahkan harga emas ke $ 1854. Setelah mampu bertahan diatas harga krusial, emas nampaknya berusaha kembali di $ 1860.
Lantas tekanan koreksi akan membuat harga emas tertahan pada kisaran $ 1845, yang merupakan posisi terendah sebelumnya dengan target terdekat untuk turun di $ 1840. Penurunan yang lebih rendah mentargetkan harga emas ke $ 1826.