Fed berada di jalur yang tepat untuk menurunkan suku bunga akhir tahun ini, kata Ketua Powell pada hari Rabu (06/03/2024). Perkembangan ekonomi AS sedikit meningkat pada awal tahun 2024, berdasarkan survei Federal Reserve, yang mencatat bahwa prospek untuk sisa tahun ini “secara umum positif.”
Temuan terbaru yang dirangkum dalam “Beige Book” sesuai dengan komentar Ketua Fed Jerome Powell pada hari Rabu. Powell mengatakan kepada Kongres beberapa jam sebelum laporan tersebut bahwa “apa yang kita lihat sepanjang tahun ini adalah berlanjutnya pertumbuhan yang solid.”
Dia mengatakan The Fed memperkirakan akan memangkas suku bunga pada akhir tahun ini jika inflasi terus melambat menuju target bank sentral sebesar 2%.
Beige Book, sebuah survei reguler dari The Fed terhadap perekonomian AS, mencakup enam minggu menjelang tanggal 26 Februari. Survei ini disiapkan menjelang pertemuan The Fed berikutnya pada 19-20 Maret.
Berikut adalah hal-hal penting dari laporan tersebut, pertama kondisi ekonomi AS mengalami pertumbuhan. Delapan dari 12 bank regional The Fed, mulai dari Boston hingga San Francisco, melaporkan peningkatan pertumbuhan. Salah satu kabupaten mengalami “sedikit pelemahan” dalam kegiatan ekonomi.
Namun belanja konsumen sedikit menurun. Cuaca buruk menjadi penyebab terjadinya perlambatan ini, kata The Fed, namun harga yang lebih tinggi akibat inflasi juga berperan.
Gangguan pelayaran di Laut Merah yang terkait dengan serangan pemberontak Houthi di Yaman tidak berdampak banyak. Kelayakan kredit rumah tangga dan dunia usaha AS berada dalam kondisi yang sehat, kata The Fed, meskipun terdapat peningkatan tunggakan pembayaran kembali pinjaman.
Kedua, dampak buruk dari inflasi yang tinggi belum hilang, kata Beige Book, namun harga kembali melemah di awal tahun baru. Dunia usaha juga merasa lebih sulit untuk membebankan biaya yang lebih tinggi kepada pelanggan, “yang menjadi semakin sensitif terhadap perubahan harga.”
Tingkat inflasi naik pada laju tahunan sebesar 3,1% pada bulan Januari, menurut indeks harga konsumen terbaru. Meskipun angka tersebut masih di atas target The Fed sebesar 2%, angka tersebut turun tajam dari angka tertinggi dalam 40 tahun sebesar 9,1% pada Juni 2022.
Ketiga, the Fed mengatakan pasar tenaga kerja terus melemah, yang berarti perusahaan merasa lebih mudah untuk mempekerjakan atau mempertahankan karyawan yang ada. Hanya pekerja berketerampilan tinggi saja yang sulit ditemukan. Menurut laporan dalam Beige Book mengatakan upah naik lebih lambat, dan ekspektasi karyawan terhadap kenaikan gaji di masa depan lebih sejalan dengan kenaikan gaji dalam sejarah.