ESANDAR, Jakarta – Ditengah ancaman kebuntuan dalam perundingan keluarnya Inggris dari Uni Eropa, BREXIT. Perdana Menteri Theresa May menghadapi sejumlah mosi dari sejumlah anggota Parlemen Inggris.
Sejumlah beberapa berita utama akhir pada pekan lalu tentang PM. Theresa May telah menjadi sentimen negatif bagi poundsterling di awal minggu ini. Gejolak politik ini tak urung memberikan dampak negatif bagi nilai tukar Poundsterling. Pada perdagangan GBPUSD, Poundsterling diawal minggu ini tertekan dan turun sebesar 1%.
Perundingan BREXIT mendekati tanda – tanda kebuntuan menjelang tenggat waktu yang diberikan kepada Inggris hingga Desember ini. Inggris sendiri bersikeras tidak akan menawarkan sebuah angka atau formula untuk berapa banyak Inggris harus berhutang pada Uni Eropa, kata Menteri Brexit David Davis pada hari Minggu, setelah Uni Eropa menuntut agar London menguraikan pendekatannya terhadap RUU akhir agar perundingan tidak macet lagi.
Inggris nampaknya akan melewati batas waktu Desember karena tidak adanya kemajuan dalam perundingan keluarnya Inggris dari perserikatan Eropa yang sudah terjalin selama 40 tahun. Diharapkan perundingan akan berlanjut pada diskusi mengenai hubungan dagang di masa depan, yang menurut bisnis sangat penting bagi mereka untuk membuat keputusan investasi.
Kedua belah pihak merasa frustrasi dengan tidak adanya kemajuan, dan negosiator UEFL, Michel Barnier, pekan lalu mengatakan Inggris memiliki waktu dua minggu untuk menjelaskan seberapa jauh mereka akan “menghormati kewajibannya” untuk memecahkan kebuntuan.
Sedangkan Inggris melalui Davis mengatakan bahwa Uni Eropa telah sepakat bahwa Inggris tidak perlu menawarkan “sejumlah atau formula” untuk kesepakatan keuangan saat London menerima jadwal yang ditetapkan Uni Eropa untuk melakukan perundingan – diskusi pertama tentang perpisahan dan yang kedua, tentang hubungan masa depan.
Perdana Menteri Theresa May mengatakan bahwa dia tidak dapat menawarkan sebuah angka untuk penyelesaian keuangan sampai pemerintahnya tahu apa hubungan masa depan nantinya. Tapi dia juga tidak ingin mengobarkan kampanye Brexit yang telah menyarankan agar Inggris pergi.
Baik Inggris dan Uni Eropa mengatakan bahwa mereka siap untuk “tidak ada kesepakatan”. Pesan ini berulang – ulang disampaikan oleh Barnier. Dia juga meminta Inggris untuk merinci komitmen keuangan mana yang akan dia hormati, karena PM May dianggap telah berkomitmen untuk membayar kontribusi 2019 dan 2020.
Poundsterling tersebut tergelincir sejak pembukaan awal pekan ini karena masalah besar yang dihadapi PM. Theresa May. Disisi lain, Dolar AS menguat terhadap para rival utamanya karena imbal hasil obligasi pemerintah AS melonjak ditengah penundaan pelaksaan RUU Perpajakan.
Poundsterling turun 0,55 persen ke $1,3107, menjauh dari puncak di $1,3229 yang disentuh pada hari Jumat karena saat itu ada data yang lebih baik dari perkiraan pada angka industri Inggris. Sementara Poundsterling juga menurun 0,5 persen terhadap Yen Jepang, pada level ¥149,09 yen. Indek Dolar AS sendiri mampu naik 0,2 persen ke 94,56. (Lukman Hqeem)