Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Pertumbuhan upah di zona euro kemungkinan akan mencapai puncaknya pada awal tahun ini, namun arah ke depannya masih belum pasti, menurut alat perkiraan baru yang dikembangkan oleh Bank Sentral Eropa (ECB) pada hari Jumat (09/02/2024).

ECB telah memilih upah sebagai satu-satunya variabel terpenting dalam menentukan apakah ECB dapat mulai menurunkan suku bunga dan meminta waktu untuk melawan inflasi yang tinggi.

Pelacak upah barunya, yang pertama kali dirinci dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada hari Jumat, menunjukkan pertumbuhan kompensasi terlihat mencapai puncaknya sekitar 5% pada awal tahun ini. Namun masih belum ada kepastian apakah dan seberapa cepat kenaikan gaji akan turun kembali ke tingkat 3% yang dianggap ECB sesuai dengan sasaran inflasi 2%.

“Negosiasi pada kuartal pertama tahun 2024 kemungkinan besar akan menentukan perkembangan tekanan upah pada tahun 2024,” tulis penulis tersebut.

Sering dikutip oleh kepala ekonom ECB Philip Lane, pelacak baru ECB menggunakan data dari perjanjian gaji individu di Jerman, Perancis, Italia, Spanyol, Belanda, Austria dan Yunani untuk memperkirakan tekanan upah dan mengukur sentimen.

ECB kemudian mencoba memperkirakan pertumbuhan pembayaran upah di masa depan berdasarkan bagaimana variabel makroekonomi utama cenderung memprediksi kesepakatan pembayaran di setiap negara.