Harga Emas naik

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Pada 2018, diperkirakan terjadi pertumbuhan ekonomi global dimana konsekuensinya adalah kenaikan harga komoditi. Kenaikan ini juga akan membuat nilai tukar mata uang komoditi seperti Aussie, Kiwi dan Loonie menguat pula. Alhasil Dolar AS berpotensi melemah.

Dolar AS setelah melemah terhadap semua rival utamanya pada 2017 ini, diyakini akan berlanjut penurunannya. Kenaikan mata uang komoditas juga akan membawa arus keluar modal dari AS dan negara lain di negara maju membebani dolar SA dan mata uang G10 lainnya. Seiring waktu berjalan, pertumbuhan ekonomi dunia (selain AS) akan mendominasi dan memperpanjang penurunan dolar AS yang tidak sehat.

Sejauh ini, suku bunga AS telah meningkat lebih cepat daripada negara-negara lain pada tahun 2017 dan ini diperkirakan akan berlanjut pada 2018. Terlebih setelah The Federal Reserve sendiri diperkirakan akan menaikkan suku bunga tiga kali pada 2018 ini. Biasanya kenaikan suku bunga merupakan dorongan positif yang dapat menjadi faktor yang mengapresiasi mata uang bersangkutan karena peningkatan suku bunga akan menarik masuknya modal asing dengan adanya imbal hasil yang lebih tinggi yang ditawarkan, namun hal ini sulit terjadi pada tahun 2018.

Kenaikan suku bunga akan tunduk pada hukum pengembalian yang semakin berkurang, dengan sebagian besar keuntungan untuk mata uang bersangkutan, dalam hal ini dolar AS, sudah diraih pada awal siklus kenaikan suku bunga The Fed, dimulai pada akhir tahun 2015 dan berlanjut sampai tahun 2016 dan 2017.

Setelah melewati langkah ketiga dalam fase pengetatan atau pelonggaran, sebuah bank sentral umumnya akan kehilangan kemampuannya untuk mengejutkan pasar atau bahkan memengaruhinya secara besar-besaran, demikian penjelasan Stephen Gallo, Kepala Strategi FX BMO Capital di Eropa.

Mengingat The Fed telah menaikkan suku bunga tiga kali pada 2017, sekarang rencana The Fed di tahun 2018 telah berada di luar fase di mana kenaikan suku bunga menjadi penggerak pasar utama. Pasar sudah mendiskon masalah suku bunga ini. Mereka tidak peduli lagi suku bunga The Fed akan naik dua, tiga atau empat kali, bagi pasar hal itu sudah tidak berarti. (Lukman Hqeem)