Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Inflasi Jepang dibulan November mengalami kenaikan, sayangnya hal ini masih jauh dari target sebesar 2%. Laju kenaikan didorong naiknya harga bahan bakar.

Pada bulan November, rumah tangga Jepang berbelanja lebih banyak dari yang diperkirakan sementara inflasi konsumen meningkat, memberikan harapan yang menyegarkan bagi bank sentral Jepang bahwa pemulihan ekonomi akan mendorong inflasi menuju target 2 persen bank tersebut.

Namun kenaikan harga tersebut sebagian besar didorong oleh kenaikan biaya bahan bakar yang terlihat akan memudar pada tahun 2018, membuat Bank of Japan (BoJ) tetap di bawah tekanan untuk mempertahankan dukungan atau stimulus moneternya yang masif bahkan di saat bank sentral lainnya terus berupaya untuk mencari jalan penyelesaian kebijakan mode krisis.

Risalah dari tinjauan tingkat suku bunga BoJ pada bulan Oktober menunjukkan bahwa sementara sebagian besar pembuat kebijakan bank sentral tersebut melihat bahwa tidak perlu meningkatkan stimulus dan mereka sepakat mengenai perlunya mempertahankan pelonggaran yang kuat untuk saat ini.

Ada kemungkinan inflasi berangsur-angsur naik menjelang dimulainya tahun fiskal pada bulan April karena tekanan sektor tenaga kerja menekan perusahaan-perusahaan untuk menaikkan upah. Meski naik, inflasi tetap jauh dari target 2 persen BoJ, sehingga bank sentral mungkin akan mempertahankan kebijakan suku bunga saat ini.

Pengeluaran yang lebih besar tersebut didorong oleh peningkatan harga yang luas, dengan rumah tangga Jepang harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli barang-barang rumah tangga seperti lemari es, mesin cuci juga peralatan olah raga dan jasa seperti restoran dan perjalanan.

Di balik pemulihan harga tersebut terjadi pula kenaikan pendapatan rumah tangga yang lambat namun stabil. Penghasilan disposisi upah naik 1,8 persen di bulan November dari tahun sebelumnya, menunjukkan bahwa pendapatan yang lebih tinggi telah mendorong para konsumen untuk tak segan membuka dompet mereka.

Lonjakan di bursa saham juga mendorong daya beli bagi rumah tangga. Tercatat department store teratas di Jepang meraih peningkatan penjualan di bulan November dari tahun sebelumnya pada permintaan cepat untuk barang-barang mewah.

Indeks harga konsumen inti nasional (National CPI), yang mencakup barang-barang minyak namun tidak termasuk harga makanan segar yang volatile, naik 0,9 persen pada November dari tahun sebelumnya, demikian data pemerintah Jepang menunjukkan pada hari Selasa (26/12), menandai kenaikan 11 bulan berturut-turut.

Meski terjadi kenaikan upah, Perdana Menteri Shinzo Abe telah mendesak perusahaan-perusahaan untuk menaikkan upah sebesar 3 persen atau lebih di tahun depan, menekan perusahaan-perusahaan tersebut untuk membelanjakan lebih banyak uang tunai mereka untuk memperluas manfaat kebijakan stimulusnya.