Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Harga barang inti ditingkat konsumen Jepang tergelincir untuk bulan kedua berturut-turut pada bulan September, sebuah tanda bahwa penurunan permintaan yang dipicu oleh virus korona menambah tekanan deflasi pada ekonomi Jepang yang sudah dirusak oleh resesi. Dengan data tersebut kemungkinan akan meningkatkan ekspektasi bahwa Bank of Japan (BOJ) akan mempertahankan program stimulus besar-besaran untuk meredam pukulan ekonomi dari pandemi.

Pun demikian, penurunan harga tersebut bisa jadi bagian dari kampanye pemerintah dengan tujuan untuk mempromosikan perjalanan domestik, dimana ini menggarisbawahi tugas rumit untuk mendukung ekonomi tanpa mendorong inflasi lebih jauh dari target 2% bank sentral.

Sebagaimana dikatakan oleh Takeshi Minami, kepala ekonom di Norinchukin Research Institute “Penurunan pada Agustus dan September sebagian besar disebabkan oleh kampanye diskon perjalanan pemerintah”. Menurutnya,  “Permintaan sektor jasa yang lemah dapat memberikan tekanan lebih lanjut pada harga setidaknya sampai virus corona dapat diatasi.”

Indeks harga konsumen inti (CPI) nasional, yang tidak termasuk makanan segar yang mudah menguap tetapi termasuk energi, turun 0,3% pada September dari tahun sebelumnya, data pemerintah menunjukkan pada hari Jumat. Itu dibandingkan dengan perkiraan pasar median untuk penurunan 0,4%.

Saat menghilangkan efek dari kampanye diskon perjalanan pemerintah, harga konsumen inti datar pada bulan September dari tahun sebelumnya, data menunjukkan.

Data tersebut akan menjadi salah satu faktor yang akan diteliti BOJ pada tinjauan tingkat suku bunga minggu depan. Orang-orang yang akrab dengan pemikiran BOJ telah mengatakan kepada Reuters bahwa bank kemungkinan akan memangkas perkiraan ekonomi dan harga untuk tahun fiskal saat ini.

Ekonomi Jepang mengalami kemerosotan pascaperang terbesar pada kuartal kedua tahun ini, dan analis memperkirakan rebound apa pun tidak akan terjadi karena konsumsi yang lemah dan belanja modal. Sementara permintaan untuk barang tahan lama meningkat, kebijakan jarak sosial dan kekhawatiran akan kebangkitan kembali infeksi terus membebani konsumsi layanan.

Sebagai bagian dari upaya untuk menyelamatkan sektor pariwisata Jepang yang sakit, pemerintah pada bulan Juli memulai kampanye yang menawarkan diskon untuk perjalanan domestik yang akan berlangsung hingga Januari tahun depan.