Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Bursa saham utama di Wall Street ditutup lebih rendah pada hari Jumat (16/09/2022) sementara harga Treasury AS naik karena kekhawatiran investor tentang prospek resesi global yang meningkat. Disisi lain, para investor juga bersiap untuk kenaikan suku bunga besar-besaran dari Federal Reserve AS.

Kekhawatiran ekonomi diperkuat oleh pernyataan dari FedEx Cor sebagaimana yang disampaikan pada hari Kamis bahwa terjadi akselerasi perlambatan permintaan global pada akhir Agustus dan diperkirakan akan semakin buruk pada akir November. Prospek yang demikian ini mendorong perusahaan pengiriman untuk menarik perkiraan keuangannya.

Peringatan ini sendiri datang pada saat investor sudah gelisah menjelang pertemuan Fed setelah bank sentral secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin. Beberapa pedagang bertaruh pada kenaikan 100 basis poin, menurut FedWatch Tools, dari CME Group. Bank of Japan dan Bank of England juga akan bertemu minggu depan.

Pergerakan perdagangan hari ini menjadi kelanjutan dari apa yang telah terjadi sepanjang minggu ini. Terjadi volatilitas di sekitar ekspektasi untuk apa yang mungkin dilakukan Federal Reserve, dengan kenaikan 75 basis poin atau kemungkinan kecil pada 100 basis poin. Peringatan bernada suram dari FedEx, turut membebani pasar. FedEx oleh beberapa orang dianggap sebagai penentu tidak hanya untuk belanja konsumen tetapi juga ekonomi secara luas.

Kekhawatiran yang meningkat ini membuat pasar semakin tidak nyaman, aksi risk off semakin membesar, disaat pasar juga mengkhawatirkan bahwa Fed dapat membuat kesalahan dengan kebijakan yang terlalu ketat tersebut. Ketakutan pasar adalah ekonomi AS bisa dibawah ke zona resesi. Tetapi imbal hasil Treasury mundur setelah peringatan FedEx menghidupkan kembali gagasan bahwa pertumbuhan yang lebih lambat akan membantu Federal Reserve menjinakkan inflasi.

Terjadi kenaikan yield Obligasi AS menjadi 3,924%, level tertinggi sejak 2007, pada hari sebelumnya, imbal hasil Treasury AS untuk tenor dua tahun, yang dianggap investor sebagai penentu ekspektasi suku bunga, mengalami penurunan. Inversi kurva imbal hasil antara catatan dua tahun dan 10-tahun akan dilihat sebagai pertanda resesi telah melebar lebih jauh sebelum kembali ke level sebagaimana penutupan di hari Kamis. Yield obligasi AS tenor dua tahun terakhir turun 0,4 basis poin menjadi 3,869% dan yield obligasi tenor 10-tahun turun 0,6 basis poin menjadi 3,453%.

Indek Dow Jones turun 139,4 poin atau 0,45% ke 30.822,42; S&P 500 turun 28,02 poin, atau 0,72%, ke 3.873,33; dan Nasdaq turun 103,95 poin, atau 0,9%, ke 11.448,40.

Sebelumnya pada hari itu, wakil presiden Bank Sentral Eropa mengatakan perlambatan ekonomi di zona euro tidak akan cukup untuk mengendalikan inflasi dan bank harus terus menaikkan suku bunga. Indek dolar AS (DXY) sendiri turun 0,1%, dimana hal ini membuat euro dalam perdagangan EUR/USD berakhir dengan naik 0,09% menjadi $1.0008. Yen Jepang menguat 0,40% versus greenback di 142,94 per dolar, sementara Sterling dalam perdagangan GBP/USD terakhir diperdagangkan pada $1,142, turun 0,38% hari ini. Dugaan terkini, Yen bisa meluncur menuju posisi terendah tiga dekade sebelum akhir tahun.

Pada perdagangan komoditi, harga minyak naik sedikit pada hari Jumat karena tumpahan di terminal Basra Irak tampaknya akan membatasi pasokan minyak mentah untuk sementara ini. Namun demikian, harga komoditas diperkirakan masih akan tetap turun dalam minggu ini oleh kekhawatiran kenaikan suku bunga dari sejumlah bank sentral yang akan mengekang pertumbuhan ekonomi global dan permintaan bahan bakar tentunya. Harga minyak mentah AS berakhir naik 1 sen pada $85,11 per barel sementara minyak mentah Brentnaik 51 sen pada $91,35.

Sementara dalam perdagangan emas, harga mengalami kenaikan karena penguatan dolar AS yang terhenti. Namun demikian, sebagaimana dengan harga minyak bahwa kenaikan ini akan tertahan bahkan bisa berbalik lebih rendah oleh ekspektasi kenaikan suku bunga AS yang cukup besar. Harga emas di pasar spot naik 0,6% ke $1,674,17 per ounce. Emas di bursa berjangka AS naik 0,34% ke $1,671,70 per troy ons.