ESANDAR, Jakarta – Ekonomi Korea Selatan mengalami pertumbuhan tertinggi tiga tahun 3,1 persen pada 2017 pada pertumbuhan dalam investasi konstruksi dan fasilitas, dengan pendapatan nasional bruto riil (PNB) per kapita mendekati level US $ 30.000, bank sentral mengatakan pada hari Rabu.
Data 2017 yang direvisi oleh Bank of Korea (BOK) setara dengan perkiraan sebelumnya 3,1 persen yang dirilis pada bulan Januari. Ini menandai sedikit peningkatan dari tahun 2016, ketika ekonomi terbesar keempat Asia tumbuh 2,9 persen dari tahun sebelumnya, menurut data yang direvisi.
Untuk kuartal keempat tahun lalu, ekonomi mengalami kontraksi sebesar 0,2 % secara kuartal, dengan cepat turun dari kenaikan 1,4 persen pada kuartal ketiga. Ini tumbuh 1 persen dalam tiga bulan pertama 2017 dan meningkat 0,6 persen dalam tiga bulan ke depan.
Investasi fasilitas melonjak 14,6 persen tahun lalu, terbesar dalam tujuh tahun, berbalik dari kontraksi 1 persen pada tahun 2016. Pertumbuhan investasi konstruksi juga memberikan dukungan kepada ekonomi, menambahkan 7,6 persen tahun lalu.
Belanja swasta mencapai 2,6 persen, naik 0,1 persen dari tahun lalu, menandai angka tertinggi dalam enam tahun. Belanja pemerintah juga meningkat 3,4 persen pada tahun 2017, melambat dari kenaikan 4,5 persen di tahun sebelumnya.
Ekspor, yang mencapai sekitar 50 persen dari PDB, naik 1,9 persen, melambat dari peningkatan 2,6 persen pada 2013, sementara pertumbuhan impor meningkat menjadi 7 persen dari 4,7 persen.
GNI per kapita Korea Selatan, sebagai ukuran daya beli penduduk, mencapai US $ 29.745, naik 7,5 persen dari $ 27.681 yang dihitung pada tahun 2016.
Sementara itu, Kepercayaan konsumen Korea Selatan turun ke level terendah dalam 6 bulan pada bulan Maret ini, demikian ungkap Bank of Korea pada hari Selasa (27/03/2018). Indek Kepercayaan konsumen jatuh ke 108.1, dari 108.2 di bulan Februari. Terlemah sejak September lalu, saat ada di 107.4. Survei dilakukan di antara 2.200 rumah tangga antara tanggal 12 dan 19 Maret. (Lukman Hqeem)