KOSPI Dibuka Turun

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Bursa Saham Korea Selatan dibuka lebih rendah pada Rabu karena kerugian tajam dari sektor teknologi dan produsen baja. Indeks Harga Saham Gabungan Korea, KOSPI jatuh 22,96 poin, atau 0,94 %, menjadi 2.429,10 dalam 15 menit pertama perdagangan.

Saham teknologi memimpin penurunan, dengan Samsung Electronics kehilangan 2,28 persen dan produsen chip No 2 SK hynix jatuh 0,98 persen. LG Electronics juga kehilangan 1,35 persen. Jatuhnya sektor ini sejalan dengan penurunan saham-saham di sektor teknologi utama pada bursa saham AS.  Sementara itu, produsen baja nomor satu negara itu, POSCO, dibuka bearish dengan jatuh 3,47 %, dengan Korea Zinc mundur 1,34 %. Hyundai Steel tergelincir 2,1 %.

Won sendiri diperdagangkan pada USDKRW pada level 1.074,25 won terhadap dolar AS, turun 3,95 won dari penutupan sesi sebelumnya.

Pada perdagangan hari Selasa, Indek KOSPI ditutup lebih tinggi karena sentimen investor didorong oleh harapan meredanya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina. Mata uang lokal naik terhadap dolar AS. KOSPI Naik 14,98 poin atau 0,61 % menjadi 2.452,06. Volume perdagangan moderat di 327 juta saham senilai 6,18 triliun won (US $ 5,77 miliar), dengan kenaikan melampaui angka 598 hingga 213.

Penguatan ini karena ada tanda-tanda rekonsiliasi mengenai perdagangan antara AS dan Cina. Meski demikian, investor masih tetap tidak yakin atas sengketa perdagangan antara AS dan Cina bisa berlanjut. Oleh sebab itu, mereka melanjutkan pembelian saham dengan prospek yang baik karena kedua negara diatur untuk memulai negosiasi untuk menyelesaikan perbedaan.

Tren pembelian ini memberikan dukungan ke pasar saham Korea Selatan. Jumlah investor asing yang melakukan pembelian sejumlah 14,1 miliar won, investor institusi menjadi pembeli bersih sebesar 73,5 miliar won. Sementara Investor individu justru melepas posisi sebesar 85 miliar won.

Harga obligasi, yang bergerak berlawanan dengan imbal hasilnya, naik. Imbal hasil Obligasi 3T turun 1,2 basis poin menjadi 2,232 % , imbal hasil obligasi pemerintah 5T turun 0,2 basis poin menjadi 2,462 %. (Lukman Hqeem)