ESANDAR, Jakarta – Pada perdagangan Senin (10/09), Indek Nikkei Jepang berusaha untuk menghentikan penurunan yang terjadi. Sentimen positif berasal dari indikator ekonomi domestik, bahwa perekonomian Jepang tumbuh lebih cepat dari perkiraan.
Sebagaimana dilaporkan pemerintah, ekonomi Jepang tumbuh lebih cepat dari perkiraan semula pada kuartal April-Juni karena perusahaan melakukan pembelanjaan lebih dari yang diharapkan di tengah kekurangan tenaga kerja yang parah. Pertumbuhan ekonomi melaju sebesar 3.0% pada kuartal kedua secara tahunan. Angka ini lebih baik dari perkiraan awal yang sebesar 1.9%. Dibandinkan kwartal sebelumnya sebesar 0.5%, saat ini meningkat diangka 0.7%.
Hasil rilis pada hari Senin ini mengkonfirmasi kembalinya ekonomi terbesar ketiga dunia itu ke jalur pertumbuhan setelah mengalami kontraksi 0.9% pada kuartal pertama mengakhiri bentangan terpanjang pertumbuhan dalam 28 tahun.
Mengingat pandangan yang kuat tentang pengeluaran perusahaan yang ditunjukkan dalam data terbaru kementerian keuangan, para ekonom mengharapkan adanya ekspansi yang lebih cepat. Dimana belanja modal sektor swasta naik 3.1% dari kuartal sebelumnya, dibandingkan dengan perkiraan awal untuk kenaikan 1.3%.
Angka-angka revisi menunjukkan bahwa permintaan domestik menambahkan 0.9 poin persentase pertumbuhan pada kuartal April-Juni. Konsumsi swasta meningkat 0.7%, tidak berubah dari perkiraan awal. Sementara itu, permintaan eksternal bersih dikurangi 0.1 poin persentase dari pertumbuhan.
Analis memperkirakan ekonomi Jepang akan tetap di jalur untuk sementara waktu, kecuali konflik perdagangan memburuk dengan administrasi Trump, yang mempelajari tarif hingga 25% pada mobil dan suku cadang mobil.
Setelah penurunan 0,3% awal, Nikkei terakhir diperdagangkan naik 0,3%, dibantu oleh saham elektronik dan mesin di tengah kenaikan Jumat dalam dolar. Nikkei mencoba untuk menghentikan kekalahan beruntun enam sesi. Sony naik 0,4% sementara Fanuc dan Omron naik 0,9%. Dari 33 subindeks Topix, 20 naik. Bank dan perusahaan asuransi dibantu oleh kenaikan hasil Treasury akhir pekan setelah laporan pekerjaan AS yang kuat.
Sementara pada perdagangan dibursa saham Asia lainnya, masih bergerk turun, memperpanjang penjualan minggu lalu. Komentar Presiden Donald Trump, Sabtu, mendesak Apple Inc. untuk memindahkan manufakturnya ke AS membantu menekan saham teknologi Asia. (Lukman Hqeem)