ESANDAR, Jakarta – Perdagangan di pasar uang pada hari Senin (20/01) berlangsung datar, terkait dengan liburnya bursa AS dalam merayakan hari Martin Luther Jr. Sentimen pasar didominasi berita tentang perlambatan ekonomi China, Brexit dan seputar upaya jalan keluar dari Perang Dagang AS – China.
Tenggat waktu yang semakin dekat dengan keputusan keluarnya Inggris dari Uni Eropa, berpotensi menghasilkan Hard Brexit. Keluar dengan tanpa perjanjian yang berarti dengan Uni Eropa. Kondisi ini dianggap berpotensi menimbulkan kerugian ekonomis terutama bagi Inggris. Semakin besar peluang Hard Brexit, semakin tertekan nilai tukar Poundsterling atas Dolar AS.
Sebelumnya, usulan kesepakatan yang telah dibicarakan dengan Uni Eropa yang disodorkan Theresa May ke Parlemen, ditolak melalui sebuah pemungutan suara. Theresa May hanya memiliki sedikit waktu untuk mengubah usulan tersebut, atau melenggang ke Uni Eropa dengan tanpa perjanjian.
Ada usulan bahwa rencana kedua, menyangkut kesepakatan Brexit kembali akan disodorkan ke Uni Eropa dengan menitik beratkan masalah Irlandia Utara. Hal yang sejak awal menjadi ganjalan dalam perundingan antara London dengan Brussels. Jika rancangan ini tidak disetujui oleh Brussels, Inggris akan tetap keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan.
Sejauh ini, pelaku pasar masih memberikan keyakinan terhadap perjuangan PM May apalagi ia masih mendapat kepercayaan dari sebagian besar anggota parlemen Inggris, terbukti dari keberhasilannya lolos dari voting mosi tidak percaya pada pekan lalu.
Pada perdagangan Poundsterling, GBPUSD masih dibayangi tekanan jual. Ketidakpastian di seputar Brexit dengan batas waktu yang semakin dekat akan terus menjadi ancaman bagi GBPUSD tersungkur di sesi penutupan pekan lalu.
Aussie juga bergerak naik tipis dan tidak signifikan sekaligus belum melepas potensi sideways di tengah gelombang penguatan dolar AS selama beberapa hari terakhir. Stabilitas bursa ekuitas Asia Pasifik dan data produksi industri China yang lebih baik dari perkiraan digadang menjadi faktor penopang dolar Australia hari ini meskipun sejumlah isu besar terutama Brexit dan perdagangan AS-China akan tetap diperhatikan pasar.
Optimisme di seputar perdagangan AS – China membuat AUDUSD menutup sesi perdagangan Jumat di 0.7166 atau lebih rendah 0,35%. Secara mingguan, Aussie masih berakhir negatif 0,5%. Meski masih lemah, AUDUSD masih cenderung membentuk konsolidasi dalam bentang pergerakan yang bolak-balik di antara 0.7145 – 0.7215.
Dolar AS bergerak turun tipis dalam perdagangan dengan Yen Jepang. Pasangan mata uang USDJPY masih menjaga potensi untuk kembali bergerak ke arah atas karena posisinya masih berada di atas level support. Dolar melayang di dekat kisaran tertinggi di dua minggu terhadap sekeranjang mata uang pada hari Senin, didukung oleh pemulihan berkelanjutan dalam selera risiko investor yang mendorong imbal hasil obligasi AS lebih tinggi.
Risk Appetite yang dilakukan investor menjauhkan minat atas mata uang safe haven, seperti yen. Hal ini membuat dolar AS tetap menguat terhadap yen di akhir pekan lalu sehingga USDJPY mengakhiri sesi perdagangan Jumat di 109.73 atau lebih tinggi 0,47%. Secara mingguan, pasangan mata uang ini berakhir positif 1,11%. Pasangan ini berpeluang untuk bergerak ke atas selama zona support tetap bertahan. Kenaikan USDJPY berpotensi hingga ke 110.35. (Lukman Hqeem)