Sektor Manufaktur China mengalami penurunan

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Pemerintah Cina pada Jumat (30/11) mengumumkan data ekonomi angka aktifitas pabrikan Cina untuk bulan November. Disebutkan bahwa meningkatnya ketidakpastian dari ketegangan Perang Dagang dengan AS semakin memperburuk sentimen bisnis.


Indeks manajer pembelian manufaktur resmi turun menjadi 50,0 pada November dari 50,2 pada Oktober, data yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional. Pembacaan November sedikit di bawah perkiraan median 50,1 dari jajak pendapat Wall Street Journal dari para ekonom. Indeks telah bertahan di atas angka 50, yang memisahkan ekspansi aktivitas dari kontraksi, sejak Juli 2016, ketika berada di 49,9.


Tekanan ke bawah pada perdagangan luar negeri telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan meningkatnya ketidakpastian dari friksi perdagangan, kata Zhao Qinghe, seorang analis dari biro statistik, dalam sebuah pernyataan yang menyertai rilis data. Pelemahan terbaru di beberapa harga komoditas juga membebani sentimen, kata Zhao.


Pesanan ekspor dan impor baru telah terjebak di wilayah kontraksi selama lima bulan berturut-turut. Subindex ekspor baru – indikator permintaan eksternal untuk barang-barang Cina – naik ke 47.0 dari 46.9. Subindex impor baru – ukuran permintaan domestik – menurun menjadi 47,1 dari 47,6. Sub index mengukur produksi turun menjadi 51,9 dari 52,0 pada bulan Oktober, sedangkan indeks pesanan baru turun pada 50,4 dari 50,8.


Untuk pengukuran komponen pada perusahaan manufaktur berskala kecil dan menengah masih menunjukkan kontraksi bulan ke bulan dalam aktivitas.


Sementara untuk Indek PMI non-manufaktur, yang mengukur aktivitas bisnis di luar pabrikan, juga turun menjadi 53,4 pada November dari 53,9 pada Oktober. Ini merupakan yang paling rendah dalam 15 bulan terakhir. Demikian dilaporkan oleh Biro Statistik Nasional China.


PMI non-manufaktur mencakup layanan seperti ritel, penerbangan dan peranti lunak serta sektor real-estate dan konstruksi. Data didasarkan pada jawaban atas kuesioner bulanan yang dikirim ke eksekutif pembelian di 4.000 perusahaan di 27 sektor non-manufaktur.


Diduga pelemahan ini sebagai akibat dari melemahnya aktivitas konstruksi melebihi kekuatan di sektor jasa. Angka di atas 50 menunjukkan ekspansi dalam aktivitas, sementara angka di bawah tingkat itu menunjukkan kontraksi.


Kegiatan konstruksi subindex mengukur menurun menjadi 59,3 dari 63,9 pada bulan Oktober, tetapi subindex gauging kegiatan bisnis untuk sektor jasa naik menjadi 52,4 dari 52,1 pada bulan sebelumnya. Subindex pesanan baru untuk seluruh sektor non-manufaktur tetap stabil di 50.1. (Lukman Hqeem)