ESANDAR, Jakarta – Perang dagang nampaknya tak terelakkan, bukan hanya melibatkan AS – Cina saja, namun juga sejumlah negara yang terdampak kebijakan Donald Trump telah mengibarkan bendera perangnya.
Baik AS dan Cina telah sama-sama siap untuk mengenakan tarif satu sama lain karena juru runding dari kedua negara ini gagal mencapai kemajuan dalam perundingan. Beijing bahkan kembali mengancam As dengan mengatakan bahwa mereka tidak akan mematuhi kesepakatan tentang pertanian dan produk lainnya jika AS ngotot melanjutkan sanksinya.
Sekretaris Perdagangan AS Wilbur Ross dan kaisar ekonomi Cina, Liu He yang memimpin perundingan di akhir pekan kemarin di Beijing kembali gagal mencapai kesepakatan, setelah beberapa hari pembicaraan oleh pejabat tingkat yang lebih rendah. Pembicaraan mereka sendiri memusatkan perhatian untuk membuat Cina melaksanakan janji-janji baru-baru ini untuk membeli lebih banyak produk pertanian dan energi Amerika.
Pernyataan Gedung Putih pekan lalu bahwa pihaknya berencana memberlakukan tarif sebesar $ 50 miliar dalam barang-barang Cina dan hukuman lainnya, menutupi upaya perundingan ini. Hal ini menyebabkan pejabat Cina kembali meradang. Salah seorang pejabat mengatakan bahwa “Sebelum berkomitmen pada apa pun, pihak Cina menginginkan jaminan bahwa Washington tidak akan meneruskan ancaman tarifnya”.
Kantor berita Cina, Xinhua pada hari Minggu kemarin menerbitkan pernyataan dengan mengatakan kedua pihak mencapai “kemajuan nyata” di berbagai bidang termasuk pertanian dan energi tetapi rinciannya belum disepakati. “Jika AS memperkenalkan sanksi perdagangan termasuk tarif,” tambah pernyataan itu, hasil apapun dari negosiasi “tidak akan berlaku.” Itu berarti Cina tidak hanya akan mundur dari perjanjian pembelian dengan AS tetapi juga membalas untuk setiap AS sanksi, para pejabat Cina mengatakan.
Sementara itu, Kanada juga mengalami nasib serupa. Perang Dagang dengan tetangga dekat AS ini akan terjadi pula. Pemerintahan Trump akan mengenakan tariff baja dan almunium yang sempat ditunda karena pembicaraan ditingkat NAFTA. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan kepada NBC tentang tarif baru yang diumumkan Gedung Putih Kamis lalu.
Menurut Trudeu, “Apakah tidak Terpikir bahwa baja dari Kanada yang ada di kendaraan militerdi Amerika Serikat, aluminium Kanada yang membuat jet tempur Anda entah bagaimana sekarang menjadi ancaman?”. Trudeau melanjutkan “Para prajurit kami yang telah berjuang dan mati bersama di pantai Perang Dunia II dan pegunungan Afghanistan, dan telah berdiri bahu-membahu di beberapa tempat paling sulit di dunia, yang selalu ada untuk satu sama lain, entah bagaimana – ini akan menjadi hinaan bagi mereka. ”
Setelah pengumuman tarif minggu lalu, Kanada membalas dengan sebagian dari tarifnya sendiri. Menteri luar negeri Kanada menyebutnya “tindakan perdagangan terkuat yang diambil Kanada di era pasca-perang.” Dia menambahkan bahwa “ini akan menyakiti Amerika dan konsumen Amerika pertama dan terutama.”
Meski demikian, nampaknya Trump tidak terlalu peduli tentang itu. Sebagaimana dicuitkan olehnya bahwa “Ketika Anda hampir kehilangan 800 Miliar Dolar per tahun pada perdagangan, anda tidak bisa kalah dalam Perang Dagang !” Dia cuitkan pada hari Sabtu. “AS telah ditipu oleh negara lain selama bertahun-tahun, kini pada waktunya untuk menjadi pintar!” (Lukman Hqeem)