ESANDAR, Jakarta – Ketegangan Perang Dagang mereda, Emas dipasar berjangka ditutup turun tipis pada hari Senin (21/05), setelah menyentuh level terendah harian mereka tahun ini. Dolar AS mengalami koreksi akibat aksi ambil untung setelah ketegangan perdagangan antara AS dan Cina mereda.
Untuk kontrak pengiriman bulan Juni, harga Emas turun 40 sen, atau 0,03%, menjadi $ 1.290,90 per ounce. Sempat turun ke $ 1,281.20, terendah sejak Desember tahun lalu. Langkah emas mengikuti penurunan mingguan sebesar 2,2%. Kemerosotan minggu lalu disorot oleh penyelesaian Kamis di $ 1,289.40 per ounce – penutupan terendah untuk kontrak paling aktif sejak Desember.
Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan pada hari Minggu bahwa pemerintahan Trump akan “menunda perang perdagangan,” dan menunda tarif impor Cina ke AS, sementara kedua negara menepis rincian kesepakatan untuk mengurangi defisit perdagangan dengan Cina.
Pada akhir negosiasi perdagangan selama akhir pekan lalu, Beijing dilaporkan setuju untuk membeli sejumlah besar barang Amerika untuk membantu memotong defisit, tetapi tidak menyetujui target AS tertentu sebesar $ 200 miliar. Cina diperkirakan memiliki surplus perdagangan tahunan sebesar $ 375 miliar dengan AS.
Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer tampaknya menentang Mnuchin, tetapi pasar sebagian besar tampak terfokus pada pernyataan Menteri Keuangan.
Cina terlihat setuju untuk mengimpor lebih banyak barang AS untuk menutup defisit perdagangan senilai $ 335 miliar untuk AS. Reaksi pasar sangat positif, mendorong imbal hasil Obligasi kembali lebih tinggi, sehingga harga emas mundur dan dolar juga menguat. Indek Dolar AS DXY, kini di 93,69, turun dari tinggi 94,058.
Dolar AS mendapatkan manfaat terutama dari prospek ekonomi yang membaik dan suku bunga yang lebih tinggi. Dalam jangka pendek berpeluang naik, kemungkinan akan bergantung pada risalah FOMC yang dijadwalkan untuk dirilis pada hari Rabu. Risalah ini untuk melihat apakah The Fed siap untuk melawan inflasi, atau apakah akan lebih berhati-hati tentang menaikkan suku bunga terlalu cepat, akan tercermin dalam menit.
Pada perdagangan di lantai bursa, Indek Saham AS, Eropa dan Asia naik, sehingga menarik perhatian dari emas sebagai aset surgawi. Imbal hasil Obligasi AS 10-tahun berada di dekat level tertinggi tujuh tahun, namun laju pendakiannya mengalami moderasi.
Melihat pergerakan imbal hasil obligasi ini akan menjadi gamabaran besar pergerakan harga emas selanjutnya.Melihat apa yang menyakiti emas lebih dari masa lalu seminggu atau lebih. Sementara kenaikan di bursa saham akan menghisap oksigen dari perdagangan emas, meski hal itu masih berpeluang bisa berubah. (Lukman Hqeem)