ESANDAR – Setelah berbulan-bulan melakukan perundingan, Amerika Serikat dan China secara resmi menandatangani kesepakatan perdagangan “Fase Satu” di Washington pada Rabu (15/01/2020). Presiden AS Donald Trump menandatangani naskah perjanjian bersama dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He. Kesepakatan fase satu menjadi titik awal dari upaya meredakan perselisihan perdagangan yang telah berlangsung 18 bulan ini.
Donald Trump mengatakan AS dan Cina memperbaiki kesalahan masa lalu dan memberikan masa depan keadilan ekonomi dan keamanan bagi pekerja, petani, dan keluarga Amerika. “Tidak ada yang lebih besar dari ini,” tambah Trump, yang meluncurkan perang dagangnya pada bulan Maret 2018 untuk mengatasi apa yang ia sebut sebagai AS dimanfaatkan oleh China. Trump mengatakan kesepakatan itu meminta Cina untuk membeli barang-barang AS senilai $ 200 miliar selama dua tahun ke depan, termasuk produk pertanian hingga senilai $ 50 miliar.
Kesepakatan itu juga konon membahas masalah-masalah seperti pencurian kekayaan intelektual China, transfer teknologi paksa dan manipulasi mata uang. Sebagai gantinya, AS akan membatalkan putaran tarif baru dan memangkas tarif barang-barang Tiongkok sekitar $ 120 miliar menjadi setengah hingga 7,5 persen.
Trump mencatat tarif 25 persen pada impor Tiongkok senilai $ 250 miliar akan tetap berlaku untuk memberikan pengaruh AS ketika kedua negara memasuki negosiasi tahap kedua. Setelah Trump berbicara selama hampir satu jam, Lie He membaca surat dari Presiden Cina Xi Jinping. Dalam surat itu, Xi Jinping menggambarkan kesepakatan perdagangan fase satu ini sebagai bentuk niat baik China, untuk AS dan untuk seluruh dunia.