ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Asia-Pasifik turun pada hari Rabu dimana investor masih khawatir dengan berita bahwa Gary Cohn mengundurkan diri sebagai penasihat ekonomi utama Donald Trump sebagai bentuk protes kebijakan tariff yang akan dilakukan Donald Trump.
Ada banyak kebingungan di sesi pagi, dimana volatilitas terjadi lebih lanjut begitu sesi perdagangan Eropa terjadi. Investor yang awalnya sudah rileks dengan kemungkinan perang dagang terbuka, kini semakin was-was setelah pengunduran Gary Cohn.
Menyoroti maju mundurnya arahnya pasar, Indek Nikkei Jepang bisa berbalik positif setelah menuruna 1% awal sesi perdagangan. Meski demikian, bursa saham Tokyo baru-baru ini telah turun, jatuh seiring dengan banyak benchmark saham Asia. Indeks Jepang turun 0,8% dengan saham-saham komoditas terkait, bank dan pembuat mobil kendur.
Tekanan yang membayangi perdagangan komoditi, dimana harga emas tertekan, membuat bursa S&P / ASX 200 di Australia ditutup turun 1%. Sementara S&P 500 futures turun 1,4% sementara Indeks Dollar turun 0,1%.
Pengunduran diri Cohn adalah berita buruk bagi pasar, mengingat dia merupakan sosok yang dianggap baik di komunitas investasi dan cenderung bisa melihat sentimen negatif jangka pendek” dari kepergiannya.
Tapi pengunduran diri Cohn mungkin bisa membantu “menyeimbangkan” antara pasukan elang dalam perdagangan dan sekelompok burung merpati dalam komposisi pengambil kebijakan moneter dan fiskal AS. Trump mungkin ingin menunjuk seseorang yang lebih hawkish, tapi itu tidak akan menghilangkan gerakan oposisi di dalam Gedung Putih.
Cohn adalah salah satu dari beberapa suara Gedung Putih yang menentang rencana tarif impor baja dan aluminium. Tapi rencana kenaikan tarif perdagangan kini menghadapi oposisi, bahkan dari rekan-rekan di Partai Republikan sendiri. Seiring berlalunya waktu, sebuah pesan di akun Twitter Trump yang resmi mengatakan bahwa dia akan segera membuat keputusan “atas penggantian Cohn.
Dua titik terang di Asia, yaitu Cina dan Korea Selata, sama –sama menguat. Indek saham Shang Hai Cina sedikit lebih tinggi, terbantu oleh lonjakan kenaikan saham perbankan karena adanya lonjakan cadangan yang diperlukan untuk menutupi kredit macet.
Bursa saham Seoul di Korea Selatan meski berakhir naik, tidak sepenuhnya mengindikasikan kekuatan pasar yang lebih luas karena indeks tersebut condong oleh rebound 3,7% lebih lanjut oleh dorongan raksasa teknologi Samsung Electronics Namun, sentimen investor di Korea Selatan memperbaiki berita bahwa Korea Utara terbuka untuk berbicara tentang melepaskan senjata nuklirnya, terlepas dari skeptisisme AS. hal tersebut setidaknya meredakan kekhawatiran perdagangan.
Isu nuklir memang sedikit menyita perhatian, namun jika hal ini terjadi pada hari biasa, dampak yang ditimbulkan tentu lebih besar. Untungnya, masalah ini mengemuka ketika pasar lebih focus pada masalah perang dagang. (Lukman Hqeem)