Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Surat Kabar termuka Jepang, Nikkei melaporkan di hari Rabu (13/01/2020) bahka Bank of Japan tengah mempertimbangkan untuk memangkas proyeksi ekonominya untuk tahun ini. Tahun fiskal yang akan berakhir pada bulan Maret mendatang diyakini akan menurun. Hal ini seiring dengan laju konsumsi yang terpukul hebat akibat sejumlah penguncian sebagai konsekuensi wabah Corona.

Bank of Japan juga memperbaharui pertumbuhan ekonomi di tahun selanjutnya. Dalam paparan tri wulan yang akan disampaikan pada pekan depan. Pasar meyakini bahwa BoJ akan meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi mengingat vaksinasi yang siap dijalankan bisa memperbaiki perekonomian lebih dini dari perkiraan semula.

Pada Oktober kemarin, BoJ memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Jepang hanya sebesar 3.6% dari tahun sebelumnya. di tahun fiskal berikutnya, menyusul perkiraan terjadinya kontraksi sebesar 5.5% di tahun ini. Sumber lain mengatakan kepada Reuters bahwa kondisi darurat akibat pandemic ini dinilai akan mendatangkan kerugian bagi tingkat laju pengeluaran.

Disisi lain, Bank of Japan mengharapkan laju ekspor yang kuat serta dorongan untuk laju pertumbuhan dari diterbitkannya paket stimulus pemerintah guna meredakan sejumlah kesulitan di tahun yang dimulai pada bulan April mendatang. Pejabat bank sentral Jepang bersikap hati-hati mengenai peningkatan stimulus pada tinjauan suku bunga di pekan depan, karena langkah-langkah untuk meningkatkan laju permintaan akan sangat bertentangan dengan upaya pemerintah untuk membuat para warga Jepang tetap tinggal di rumah.

Sebelumnya pemerintah Jepang mengumumkan keadaan darurat terbatas di Tokyo dan tiga prefektur sekitarnya di pekan lalu, yang mana ini dilakukan untuk membendung laju penyebaran virus corona. Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan bahwa dirinya tengah mempertimbangkan untuk memperpanjang kebijakan pembatasan di luar Tokyo, menyusul infeksi yang terus mengalami peningkatan sehingga memicu kekhawatiran terjadinya resesi ganda di negara ekonomi terbesar ketiga dunia tersebut.