ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Asia rata-rata mengalami penurunan pada perdagangan hari kamis (21/06). Kekhawatiran akan dampak perang dagang AS – Cina menghantui perdagangan.
Dampak pergerakan pasar makin meluas hingga bursa Eropa dan Amerika juga berakhir negative. Disatu sisi, Dolar AS mengalami koreksi. Selain sentiment domestik Eropa dan Inggris, investor melakukan aksi ambil untung hingga menekan dolar AS. Sayangnya penurunan ini tidak bisa dimanfaatkan dengan upaya naik oleh Emas. Harga emas tetap melanjutkan koreksi dari sebelumnya. Investor percaya bahwa perang dagang akan memuluskan upaya The Federal Reserve dalam menaikkan suku bunga.
Kesengsaraan perang dagang membayangi perdagangan dimana sebuah kabar di media menyebutkan bahwa Beijing akan melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan pasokan kredit ke perusahaan-perusahaan kecil. Indek Shanghai merosot 40,12 poin atau 1,4 % menjadi 2,875.61, sementara Indek Hang Seng Hong Kong jatuh 400,12 poin atau 1,4 % menjadi 29.296,05.
Sebaliknya, bursa saham Jepang naik secara moderat karena yen melemah dan saham teknologi mengikuti rekan-rekan AS mereka lebih tinggi. Indeks Nikkei 225 naik 137,61 poin atau 0,61 % menjadi 22.693,04, meskipun Indeks Topix menyerah dan mengakhiri perdagangan lebih rendah sebesar 0,1 % pada 1.750,63. Indek Nikkei berjangka akhirnya berakhir minus tipis.
Bursa saham Seoul ditutup lebih rendah di tengah aksi jual investor institusional dan asing. Indek Kospi turun 26,08 poin atau 1,1 % menjadi ditutup pada 2.337,83. Saham-saham Bioteknologi, mobil dan saham asuransi termasuk yang kalah besar.
Sektor otomitif terus mengalami penurunan dan membuat bursa saham Eropa juga tertekan. Terlebih setelah pihak Daimler mengeluarkan peringatan akan potensi penurunan laba, atas kebijakan tarif impor yang lebih tinggi di tengah perang dagang antara AS Cina. Saham Daimler turun 4,4 %, BMW kehilangan 2,9 % dan Volkswagen turun 2,4 % . Indek DAX Jerman turun 59 poin atau 0,46 % pada 12.636.
Bursa saham wall street jatuh pada perdaganagn hari Kamis karena kekhawatiran perang perdagangan yang akan datang antara AS – Cina menyeret lebih rendah. Indek Dow Jones turun 100 poin, dengan Boeing dan Caterpillar sebagai saham terburuk. Dow Jones juga berada di jalur untuk mencatatkan penurunan beruntun selama delapan hari, terlama sejak Maret 2017. Indek S&P 500 turun 0,1 % karena saham energi turun lebih dari 1 %.