Bursa saham AS berakhir turun

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Pelaku pasar semestinya sadar bahwa Wall Street melihat ke masa depan dan bukan masa lalu. Dengan mengabaikan hasil laporan PDB AS kuartal ke-4 yang lebih rendah dari yang diharapkan, Wall Street memilih untuk fokus pada kemungkinan tercapainya kesepakatan AS – China, dari konsesi yang diberikan China dalam pembicaraan perdagangan yang sedang berlangsung dengan AS.

Pergeseran nyata terjadi China di dalam hal transfer teknologi dan kekayaan intelektual sehingga menimbulkan lonjakan dolar AS, kenaikan brsa saham, dan harga minyak sekaligus yang memilih untuk mengabaikan aksi jual ditengah perdagangan atas induksi Presiden Trump. Disisi lain, imbal hasil obligasi AS naik dan melengkapi tekanan jual pada harga emas.

Indek Dow Jones dan S&P keduanya naik 0,36%, dan Nasdaq melonjak 0,34%. Hasil perdagangan ini akan menjadi sumber kenaikan dalam perdagangan di bursa Asia, Jumat (29/03). Sementara indek dolar AS naik 0,48% menjadi 97,24 dipimpin oleh kenaikan terhadap Euro dan Poundsterling karena imbal hasil obligasi AS sedikit meningkat.

Pelaku pasar akan menyoroti indikator ekonomi yang diterbitkan hari ini, termasuk angka pengangguran Jerman pada sore ini diikuti oleh salah satu indikator favorit Federal Reserve, angka pengeluaran konsumsi pribadi inti AS (PCE). Pun demikian, sentiment ini kemungkinan akan tersapu dalam gelombang pembicaraan perdagangan AS-Cina.

Pasar dengan indikasi awal yang positif di Asia, membuat mata investor akan terpaku pada umpan berita untuk mencari rincian lebih lanjut yang dikabarkan atau kebenarannya akan muncul dari perundingan AS – China. Hasil ini dapat menyebabkan beberapa volatilitas intra-hari yang tiba-tiba di seluruh pasar. Pada catatan yang sama, dengan negosiasi berlanjut hingga akhir pekan, berita apa pun dapat menjadi awal yang cepat.

Rally yang diinduksi oleh perdagangan Wall Street mungkin bisa berubah menjadi kasus di mana-harapan-bertemu-kenyataan, dimana dalam waktu dekat, dorongan sentimen akan menjadi awal yang cerah untuk perdagangan di bursa saham Asia.

Sementara faktor perasaan senang dari China mungkin melihat pasar saham hijau, pedagang harus berhati-hati. Sentimen jangka pendek akan sangat rentan terhadap berita utama yang keluar dari pembicaraan, yang dapat menyebabkan volatilitas jangka pendek yang agresif, bullish atau bearish. (Lukman Hqeem)