ESANDAR, Jakarta – Mengawali perdagangan minggu ini, harga emas mengalami lonjakan yang sangat nyata. Pasar keuangan global terperosok dalam perdagangan yang tidak likuid dimana bentang jarak antara imbal hasil Obligasi AS tenor 3 bulan dan 10-tahun terbalik. Mengisyaratkan potensi terjadinya resesi di AS.
Pada perdagangan di pasar spot, yang tercermin dari perdagangan emas fisik batangan, harga emas mengalami kenaikan sebesar $ 9,51, atau 0,7%, diperdagangkan pada harga $ 1,322.95 per troy ons. Harga sempat naik dan menyentuh mencapai $ 1,324.57. Sementara dalam perdagangan di bursa berjangka, harga Emas untuk kontrak pengiriman bulan Juni, yang diperdagangkan di Comex, New York Mercantile Exchange berakhir dengan kenaikan $ 10,30, atau 0,8%, pada harga $ 1,329 per troy ons. Harga sempat naik hingga ke $ 1.330,75.
Sebagai pelawan komoditas emas, perdagangan saham dan dolar AS bergerak seiring turun. Perdagangan yang berlangsung lesu menambah daya tarik emas sebagai tempat yang aman.
Kondisi ini semakin diperkuat dengan kenyataan hadirnya ketidakpastian terkait Brexit. Setidaknya dengan potensi gangguan dalam pertumbuhan ekonomi AS, sebagaimana tercermin dalam sikap kehati-hatian Bank Sentral AS dalam menaikkan suku bunga, ditambah dengan ketidak pastian perundingan perdagangan AS – China akan terus mendorong investor enggan mengambil resiko untuk mendiversifikasi portofolio mereka.
Pada akhirnya, emas akan mendapat peluang kenaikan lebih lanjut. Proyeksi terbesar adalah harga emas akan menjangkau setidaknya $1350 sebagai target perdagangan tahun ini. Peluang ini semakin besar dalam kwartal kedepan, apabila harga emas mampu bertahan diatas $1300. Kisaran perdagangan selanjutnya, harga akan diperdagangkan untuk bertahan diatas $1320. (Lukman Hqeem)