Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Perdagangan Selasa (22/11/2017) sangat negatif untuk dolar AS setelah Indeks Dolar AS ditutup turun 0,79% di 93,12. Dolar AS tertekan sejak sebelum paparan notulan FOMC dan semakin tersungkur sesudahnya.

Pada perdagangan EURUSD berakhir naik 0,73% ke 1,1823. GBPUSD melonjak 0,65% dengan penutupan positif di 1,3326. USDJPY anjlok 1,1% saat berakhir di 111,19.. dan AUDUSD bertambah 0,51% dengan penutupan di 0,7615

Pelaku pasar kecewa dengan paparan notulen FOMC tersebut. Dikatakan tentang keprihatinan komisi The Fed atas laju inflasi yang masih rendah. Beberapa data ekonomi yang dipaparkan setelah itu, menjadi katalis bagi sentiment negatif Dolar AS.

Disisi lain, perdagangan kemarin merupakan hari terakhir perdagangan minggu ini dimana pada hari Kamis pasar tutup untuk perayaan Thanksgiving.Pada perdagangan hari Jumat, penutupan perdagangan juga dipercepat.

Indikator ekonomi terkini menunjukkan data pesanan barang tahan lama inti turun dari 1,1% ke 0,4%. Durable goods orders turun drastis dari 2,0% ke -1,2%. Sementara data klaim pengangguran cukup baik, turun dari 252.000 ke 239.000, sentimen negatif terlanjur menjadi beban bagi dolar AS.

Notulen pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve pada bulan November tersebut, banyak peserta rapat merasa kenaikan suku bunga terjamin dalam waktu dekat mengingat ekonomi AS tetap berada di jalur yang benar.

Namun, pernyataan tersebut menunjukkan bahwa ada diskusi tentang kemungkinan Fed menurunkan ekspektasi inflasi dengan mengetatkan kebijakan moneter sementara kenaikan harga berada di bawah targetnya. Selain itu, sebagian besar peserta mengamati bahwa inflasi yang lemah dapat terus bertahan dan mungkin mencerminkan penurunan ekspektasi inflasi.

Meskipun pasar terus memberikan probabilitas 91,5% untuk kenaikan suku bunga Desember, menurut CME Group FedWatch, pernyataan hari ini menunjukkan bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut di tahun depan tidak akan segera terjadi. (Lukman Hqeem)