Nikkei memimpin penurunan bursa saham hari ini. (Lukman Hqeem / Foto Istimewa)

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Jepang memimpin kejatuhan bursa regional dalam perdagangan hari Kamis (25/10). Sejumlah saham-saham elektronik dan produsen mobil menjadi pemberat bagi jatuhnya bursa. Indek Nikkei Jepang turun 3,4%.


Dorongan aksi jual di bursa saham semakin deras, menyusul runtuhnya bursa saham AS dalam sesi perdagangan sebelumnya. Investor merasa khawatir dengan kondisi ekonomi global dan pendapatan perusahaan yang terganggu. Ketidakpastian di Timur Tengah semakin mengelorakan aksi risk aversion.


Secara khusus, ada kekhawatiran pelaku pasar bahwa bahwa pelonggaran kebijaksanaan moneter oleh Bank of Japan dalam jangka panjang bisa menyebabkan overheating keuangan. Sebagaimana pernyataan Wakil Gubernur BOJ Masazumi Wakatabe yang mengatakan apakah bank sentral harus mengetatkan kebijakan moneter sebagai langkah pre-emptive terhadap kenaikan harga aset, masih dibicarakan.


Pun demikian, Wakatabe menegaskan bahwa kita (Bank of Japan) tidak boleh mengabaikan fluktuasi harga aset sepenuhnya, mengambil tindakan yang kuat untuk memecahkan gelembung dapat mendorong perekonomian ke dalam resesi serius, katanya dalam sebuah pidato di sebuah universitas Jepang. Wakatabe merujuk kembali bagaimana krisis keuangan Jepang pada 1990-an terjadi.


Sementara itu, Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Korea Selatan diumumkan mengalami kenaikan sebesar 0,6% untuk kuartal ini dan 2% lebih tinggi dari tahun ke tahun. Ekonomi Korea Selatan melemah pada kuartal yang berakhir pada bulan September, karena menyusutnya investasi dalam bisnis dan konstruksi yang mengimbangi kenaikan ekspor dan belanja konsumen swasta. Indek Kospi Korea Selatan melemah 2% pada perdagangan hari ini.


Menteri Keuangan Australia, Josh Frydenberg, menegaskan kembali bahwa peringkat AAA negara itu oleh Fitch Rating memastikan Australia tetap berada di klub elit negara-negara teratas, sekarang berjumlah hanya 10 atau G10. Dalam catatan Fitch, komitmen pemerintah Australia untuk mengembalikan anggaran ke keseimbangan pada 2019-20 dan surplus pada 2020-21 dan “perkiraan bahwa target ini akan menjadi tercapai ” mendasari pemberian peringkat tersebut. Meski demikian, bursa saham Australia masih kehilangan 1,8% dalam perdagangan hingga siang ini. (Lukman Hqeem)