Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Indek saham Nikkei Jepang berbalik arah dan berakhir lebih tinggi pada perdagangan di hari Kamis (28/11/2024) setelah dua sesi berturut-turut mengalami kerugian. Penurunan yang terjadi membuat saham relatif lebih murah, sehingga banyak pialang yang akhirnya masuk kembali ke pasar. Nikkei 225naik 0,56% menjadi ditutup pada 38.349,06, setelah turun sebanyak 0,87% di awal sesi.

Ada sedikit isyarat pergerakan pasar hari ini, tetapi investor ingin membeli kembali saham murah. Bahkan saham Toyota naik meskipun yen menguat. Dapar dikatakan bahwa saat ini saham-saham Jepang lebih murah dibandingkan dengan saham AS.

Saham Toyota, yang turun 2,2% minggu ini, naik 1,4%, sementara Honda Motor naik 0,5%. Saham produsen chip Tokyo Electron melonjak 6,74% sehingga memberikan dorongan terbesar bagi Nikkei. Sementara saham Advantest turun 3,48% dan paling membebani Nikkei.

Indeks utama Wall Street ditutup lebih rendah pada hari Rabu, dimana Nasdaq memimpin penurunan, karena saham teknologi merosot karena kekhawatiran bahwa Federal Reserve mungkin berhati-hati tentang pemotongan suku bunga setelah data inflasi AS yang sangat kuat.

Sementara Yen naik 2,4% minggu ini dan memulihkan kerugian yang diderita sejak pemilihan presiden AS. Namun mata uang Jepang telah melemah sepanjang sesi Asia, diperdagangkan turun 0,33% menjadi 151,585 per dolar AS. Yen yang lebih kuat cenderung merugikan saham eksportir karena menurunkan nilai laba luar negeri dalam yen ketika perusahaan memulangkannya ke Jepang.

Penguatan yen mendorong ekspektasi bahwa Bank of Japan (BOJ) mungkin tidak menaikkan suku bunga kebijakannya pada pertemuan Desember, yang positif untuk ekuitas lokal, kata Suzuki. Lebih dari separuh ekonom yang disurvei dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan BOJ akan menaikkan suku bunga lagi bulan depan karena ekonomi yang menguat dan kekhawatiran atas depresiasi yen mendorong para pembuat kebijakan untuk bertindak.