Emas

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Harga emas melanjutkan penurunannya pada hari Rabu (17/01/2024) karena dolar AS menguat setelah komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga pada bulan Maret, sementara para pedagang menunggu komentar dari lebih banyak pembicara The Fed pada minggu ini.

Pada perdagangan emas di pasar spot, harga emas turun 0,2% menjadi $2,023.49 per ounce, pada 11:15 WIB, setelah turun 1,3% di sesi sebelumnya. Tercatat sebagai penurunan satu hari terbesar sejak 4 Desember 2023. Sementara dalam perdagangan di bursa berjangka AS, harga emas juga turun 0,2% menjadi $2,026,90.

Aliran dana ke dolar AS telah menjadi pendorong utama yang berdampak pada harga emas, dimana harga emas batangan diyakini akan diperdagangkan sekitar $2,000/Oz dalam waktu dekat.

Sementara itu, Indek dolar AS (DXY) naik 0,1%, membuat emas batangan lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Harga melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari satu bulan pada hari Selasa setelah Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan bahwa bank sentral AS tidak boleh terburu-buru menurunkan suku bunga sampai inflasi yang lebih rendah dapat dipertahankan.

Komentar Waller memicu aksi jual secara luas, menarik ketiga indeks saham utama AS lebih rendah, sementara benchmark imbal hasil Treasury AS mencatat kenaikan harian terbesarnya dalam lebih dari tiga bulan pada hari Selasa.

Dengan meningkatnya ketegangan geopolitik, aliran dana safe-haven dapat memberikan landasan bagi harga emas. Namun, nasib jangka pendek harga emas kemungkinan besar berada di tangan pasar obligasi.

Para pedagang sendiri memperhitungkan kemungkinan sekitar 65% penurunan suku bunga oleh bank sentral AS pada bulan Maret, turun dari kemungkinan sekitar 75% yang terlihat pada Selasa pagi, menurut alat CME FedWatch.