Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Harga West Texas Intermediate (WTI) turun di bawah angka $67 meskipun ada jaminan dari bank sentral utama. atas kemungkinan penularan kasus perbankan yang sedang berlangsung. Sebagaimana diketahui bahwa Credit Suisse menjadi berantakan. Belakangan, UBS didesak untuk mengakuisisi bank bermasalah tersebut.

Meski sudah ada jaminan, tetap saja penurunan harga minyak mentah WTI tidak berhenti. Bahkan mengalami penurunan tajam pada perdagangan hari Senin (20/03/2023). Ini menunjukkan pesimisme yang kuat di kalangan investor, karena harga minyak sering berfungsi sebagai barometer pertumbuhan.

Selama akhir pekan, Federal Reserve (Fed) membuka jalur swap dari Senin hingga April. Ini adalah saluran di mana bank sentral lain memperoleh Dolar AS pada jatuh tempo jangka pendek dengan imbalan mata uang lokal. Selanjutnya, kelebihan cadangan USD ini diakses oleh bank komersial untuk memfasilitasi operasi bisnis.

Harga minyak mencerminkan kekhawatiran pertumbuhan global di tengah kesulitan yang disebabkan oleh gejolak perbankan. Beberapa laporan menunjukkan bahwa dua bank komersial Eropa sedang diawasi untuk kemungkinan penularan.

Kedepannya, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), harga minyak masih berpotensi menurun terlepas dari semua upaya dari kelompok tersebut. Krisis perbankan ini memang menyebabkan masalah bagi OPEC. Sebelumnya, beberapa komentar dari Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani dan Sekretaris Jenderal OPEC Haitham Al Ghais menekankan perlunya koordinasi di antara negara pengekspor minyak untuk memastikan harga tidak berfluktuasi dan berdampak pada negara pengekspor dan konsumen.

Kemunduran berkelanjutan di sektor perbankan global dapat menyebabkan harga WTI mendekati angka $60.