Harga emas terkoreksi tajam oleh multi sentimen pasar. (Lukman Hqeem/Istimewa).

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Emas memulai bulan November dengan nada yang lebih lemah di hari Rabu (01/11/2023) karena investor menunggu keputusan kebijakan Federal Reserve AS yang akan dirilis hari ini, setelah kekhawatiran atas konflik Timur Tengah mendorong emas sebagai aset safe-haven di atas $2.000 pada bulan lalu. Emas turun di bawah $1.980 per troy ons, turun untuk ketiga sesi berturut-turut.

Federal Reserve dalam pertemuan berkala selama dua hari, diperkirakan akan mempertahankan suku bunga stabil pada putusannya hari ini. Bank Sentral diperkirakan akan mempertahankan biaya pinjaman tetap tinggi untuk beberapa waktu karena perekonomian AS tetap tangguh.

Ketidakpastian ekonomi global juga mendukung harga emas batangan, dimana data ekonomi terkini menunjukkan bahwa aktivitas pabrik di Tiongkok kembali mengalami penurunan. Ini mengaburkan prospek pemulihan bagi eksportir utama di kawasan ini yang sudah tertekan oleh melemahnya permintaan global dan harga yang lebih tinggi. Sementara itu, sektor manufaktur Asia menghadapi tekanan yang semakin buruk di bulan Oktober.

Pada perdagangan emas di pasar spot, harga emas turun 0,1% menjadi $1,980.37 per ounce pada 13:20 WIB, sementara emas berjangka AS turun 0,3% menjadi $1,989.10. Harga emas di pasar spot membukukan lonjakan 7,3% di bulan Oktober, dengan harga mencapai level tertinggi dalam lima bulan di $2,009.29 pada minggu lalu.

Retracement harga dalam jangka pendek ke level $2.000 tidak dapat dikesampingkan begitu saja, setelah kenaikan tajam akibat ketidakpastian geopolitik akibat konflik Israel-Hamas. Serangan udara Israel menghantam kamp pengungsi padat penduduk di Jalur Gaza, menewaskan sedikitnya 50 warga Palestina dan seorang komandan Hamas.

Jika melihat perdagangan di luar factor geopolitik, pergerakan harga emas berpotensi terjeda meski penurunan imbal hasil Obligasi AS pada akhirnya akan mendukung harga emas.  The Fed akan mengakhiri pertemuan kebijakan moneter dua harinya pada hari Rabu nanti. Meskipun diperkirakan tidak ada perubahan suku bunga, fokusnya adalah pada penilaian The Fed terhadap perekonomian AS dan petunjuk terhadap kebijakan moneter ke depan.

Harga Emas mungkin jatuh ke kisaran $1.951-$1.964 per ounce, menyusul kegagalan berulang kali untuk menembus resistensi di $2.010.

Upaya kenaikan harga emas sendiri terbaca sejak pertengahan Oktober kemarin. Harga emas mampu bertahan diatas level support $1.811, bahkan kemudian berbalik menguat dan melewati $1.940. Sinyal bullish emas, terbaca diatas $1,911, disertai dengan “liftoff gap“. Dengan kata lain, emas batangan dibuka “naik” di atas harga tertinggi hari sebelumnya dan ditutup naik tajam dari harga terendah baru-baru ini di $1.811. Pembalikan bullish dan gap kenaikan ini biasa terjadi ketika harga mengakhiri penurunannya dan memulai kenaikan baru.

Kenaikan dari harga $1.811 menjadi reli yang berlanjut hingga ke rata-rata pergerakan 200 hari di area $1.930. Setelah beberapa hari melakukan aksi perdagangan sideways, emas berhasil melewati rintangan harga dan resistensi rata-rata pergerakan 200 hari di area $1.930 secara meyakinkan. Dengan penutupannya masih di atas $1.940, tren emas tidak hanya berbalik dari netral menjadi bullish, namun juga menghasilkan proyeksi kenaikan ke $2.050.

Melihat level support kuat di $1.900 – $1.925 saat ini, harga siap menguji rekor tertinggi $2.075 dalam beberapa bulan ke depan,  atau pada akhir tahun ini. Dan ketika penutupan bulanannya di atas $2.100, maka dalam jangka panjang terlihat harga akan mengincar $3.500 atau lebih.