Harga minyak turun pada hari Senin (27/11/2023), dimana harga minyak mentah Brent turun di bawah $80 per barel karena investor menunggu pertemuan OPEC+ minggu ini dan memperkirakan pembatasan pasokan hingga tahun 2024. Pada perdagangan di bursa berjangka, Brent turun 60 sen, atau 0,7%, menjadi $79,98 per barel. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS kehilangan 68 sen, atau 0,9%, menjadi $74,86. Kedua kontrak kehilangan $1 di awal perdagangan ini.
Hasil perdagangan pada mingu lalu adalah harga minyak berakhir turun ketika OPEC+, yakni Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia yang menunda pertemuan tingkat menteri hingga 30 November untuk mengatasi perbedaan target produksi bagi produsen Afrika.
Sejak saat itu, kelompok tersebut, yang dipimpin oleh pemimpin de facto Arab Saudi, semakin mendekati kompromi, kata empat sumber OPEC+ kepada Reuters pada hari Jumat. OPEC+ sedang mempertimbangkan untuk memperdalam pengurangan produksi minyak meskipun pertemuan kebijakannya ditunda hingga Kamis ini, sumber OPEC+ mengatakan pada hari Senin.
Meskipun ada berita utama bahwa Saudi telah mencapai kemajuan dalam mencapai konsensus, terdapat selera risiko yang terbatas untuk membeli minyak mentah menjelang pengumuman resmi. Hingga ada kejelasan tentang bagaimana hal ini terjadi, diperkirakan minyak mentah akan kesulitan untuk naik.
Diyakini bahwa Arab Saudi akan melanjutkan pengurangan sukarela tambahan sebesar 1 juta barel per hari (bph) hingga tahun depan, dan Rusia akan memperpanjang pengurangannya sendiri. Oleh sebab itu, jika kita tidak melihat hal ini, akan memberikan tekanan lebih lanjut pada pasar.
Perkiraan ekspor negara-negara OPEC telah menurun menjadi 1,3 juta barel per hari di bawah tingkat pada bulan April, sejalan dengan target pasokan kelompok tersebut. Diyakini akan memperpanjang pemotongan unilateral Saudi dan Rusia setidaknya hingga kuartal pertama tahun 2024. Namun, Uni Emirat Arab siap untuk meningkatkan ekspor minyak mentah Murban awal tahun depan, menurut para pedagang dan data Reuters.
Upaya Irak untuk melanjutkan ekspor minyak mentah ke utara melalui Turki terus berlanjut. Para pejabat perminyakan Irak akan bertemu dengan perwakilan perusahaan minyak internasional dan pejabat Kurdi Irak pada awal Desember untuk membahas perubahan kontrak yang menjadi inti masalah ini, kata seorang wakil menteri.
Badan Energi Internasional memperkirakan akan terjadi sedikit surplus di pasar minyak global pada tahun 2024 bahkan jika negara-negara OPEC+ memperpanjang pengurangan produksinya hingga tahun depan. Sementara stok minyak mentah yang lebih tinggi di Amerika Serikat juga memberikan tekanan pada harga, kata para analis. Namun, empat analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan rata-rata persediaan minyak mentah turun sekitar 2 juta barel dalam sepekan hingga 24 November.
Qatar pada hari Senin mengatakan gencatan senjata antara pasukan Israel dan Hamas di Gaza telah diperpanjang dua hari, meneruskan jeda dalam peperangan selama tujuh minggu. Krisis Timur Tengah telah berdampak pada harga minyak karena investor khawatir akan dampaknya terhadap pasokan.
Manajer keuangan memangkas posisi net long minyak mentah berjangka AS dan opsinya dalam sepekan hingga 21 November, Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS mengatakan pada hari Senin.