Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Harga emas berjuang untuk naik dengan memanfaatkan momentum data ekonomi AS pada hari Rabu (10/08/2022). Para investor disisi lain juga menahan diri dari membuat posisi yang besar menjelang data inflasi AS, yang diperkirakan akan mempengaruhi laju kenaikan suku bunga Federal Reserve.

Pada perdagangan emas di pasar spot, harga mengalami penurunan sebesar 0,1% ke $1.791.60 per troy ons, pada 08:27 WIB. Harga emas di bursa berjangka AS turun 0,2% pada $1,808,20.

Sejumlah analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan inflasi AS secara tahunan telah berkurang menjadi 8,7% di bulan Juli dari 9,1% di bulan Juni. Inflasi inti diperkirakan sebesar 0,5% bulan ke bulan. Data akan dirilis pada 19:30 WIB.

The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada bulan Juni dan Juli untuk mengendalikan inflasi yang melonjak. Meskipun emas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi, suku bunga AS yang lebih tinggi membuat daya tarik bullion yang tidak menghasilkan bunga, menjadi luruh.

Para pialang di bursa berjangka sekarang memperkirakan peluang kenaikan suku bunga Fed adalah sebesar 69,5% atas kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin lainnya di pertemuan kebijakan bank sentral AS berikutnya pada bulan September.

Indek dolar AS (DXY) bertahan kuat terhadap para pesaingnya, membuat emas kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya. Sementara imbal hasil Obligasi AS tenor 10-tahun naik tipis menjadi 2,7883%, meningkatkan biaya peluang memegang emas tanpa bunga.

Data ekonomi lainnya menunjukkan bahwa harga di tingkat grosir di Jepang telah naik 8,6% pada Juli dari tahun sebelumnya. Hasil ini melambat dari laju bulan sebelumnya sebagai tanda tekanan inflasi dari biaya bahan bakar dan bahan baku yang lebih tinggi berkurang.