ESANDAR, Jakarta – Jatuhnya harga emas pada titik yang dianggap rendah baru-baru ini telah mendorong sejumlah Bank Sentral melakukan aksi beli. Ini memberi sinyalemen dasar bagi logam mulia untuk berkonsolidasi dan melakukan perubahan haluan tren pergerakan harga selanjutnya.
Sebagai catatan, harga logam mulia sepanjang bulan September hanya mengalami penurunan 0,9. Padahal mereka belum mencatat kenaikan harga bulanan sejak Maret. Bahkan dalam catatan sepanjang tahun ini, harga logam mulia hanya mengalami penurunan sekitar 8%, dimana saat ini diperdagangkan pada kisaran $ 1.202, pert troy ons. Harga emas mungkin sudah mencapai titik terendah untuk tahun ini setelah menurun selama enam bulan berturut-turut, tercata sebagai penurunan beruntun terpanjang dalam selama hampir tiga puluh tahun terakhir ini.
Bank-bank sentral memborong emas bukan hanya karena harga telah turun belaka, namun juga untuk mengantisipasi ketidak pastian global. Ini sebagai bentuk pengamanan dari konsekuensi adanya perang dagang antara AS – Cina dan masalah Brexit. Sentimen yang demikian ini menurut Wright, telah membantu meningkatkan permintaan untuk emas sebagai aset safe haven.
Keberhasilan perjanjian antara AS, Meksiko, dan Kanada baru-baru ini, juga meredam kekuatan dolar AS sehingga mengurangi tekanan jual harga emas dalam denominasi dolar, katanya.
Menurut catatan World Gold Council, setidaknya bank-bank sentral global telah menambahkan total bersih 193,3 metrik ton emas ke cadangan mereka dalam enam bulan pertama tahun ini. Ini setara dengan kenaikan sebesar 8% dari 178,6 metrik ton pada periode yang sama tahun sebelumnya. Aksi ini menandai pembelian emas bank sentral terkuat pada semester pertama tahun ini sejak 2015.
Polandia, khususnya, meningkatkan cadangan emasnya sebanyak 1,9 metrik ton pada Juli dan 7,5 metrik ton pada Agustus, kata WGC. Itu bukan jumlah yang besar, tetapi biasanya bank-bank sentral Eropa menjual emas bukan membelinya, ungkap ahli strategi di Macquarie. Ia menambahkan bahwa hal ini akan menandai pembelian emas pertama Polandia sejak 1998.
Mengevaluasi kenaikan pembelian emas oleh bank sentral, Natalie Dempster, managing director Bank Sentral & Kebijakan Publik untuk WGC, mengatakan langkah itu mencerminkan kombinasi antar faktor, termasuk keinginan oleh beberapa negara untuk mendedikasikan diri sebagai respons terhadap motivasi politik dan mengubah perdagangan global pola.
“Saya percaya emas telah mencapai lantai atau cukup dekat dengan satu,” kata Jeff Wright, wakil presiden eksekutif GoldMining Inc. Menurut catatannya, pembelian cadangan emas oleh bank sentral adalah yang terkuat dalam tiga tahun ini, khususnya setelah kontrak emas berjangka yang paling aktif turun ke $ 1,184 pada pertengahan Agustus, atau terendah dalam 19 bulan. Mengingat banyaknya wildcard global yang berpotensi bermain, tidak mengejutkan untuk melihat harga emas bisa ke posisi tertinggi baru pada kisaran $ 1.350 di kuartal mendatang.
Pun demikian, investor selayaknya tetap berhati-hati. Harga emas bukan tidak mungkin masih akan terdorong jatuh lebih dalam. Pasalnya, dolar kemungkinan akan menguat karena Federal Reserve terus mengetatkan kebijakan dan pertumbuhan ekonomi AS tetap solid. Setidaknya sepanjang sejarah harga emas sejak 1990, di bulan oktober biasanya mencatat kinerja terburuknya, rata-rata turun 1,27%.