ESANDAR – Mengawali perdagangan dalam minggu ini, Senin (13/01/2025) harga emas turun tipis karena laporan data pekerjaan AS yang lebih kuat dari perkiraan memperkuat sikap hati-hati Federal Reserve pada akhir pekan lalu. Laporan ini membuat prospek penurunan suku bunga melemah dan mendorong dolar AS naik sehingga membebani Emas.
Harga emas di pasar spot turun 0,1% menjadi $2.688,19 per ons pada pukul 14:30 WIB. Harga emas berjangka AS turun 0,1% menjadi $2.713,10.
Laporan penggajian nonpertanian yang secara tak terduga kuat pada hari Jumat mengindikasikan ekonomi AS yang tangguh dan mendukung sikap hati-hati Fed terhadap pelonggaran kebijakan, terutama karena janji Presiden terpilih Donald Trump untuk kenaikan tarif impor yang tajam dapat memicu inflasi.
Data tersebut membuat dolar menguat, yang membuat emas batangan yang dihargakan dalam dolar AS lebih mahal bagi pembeli asing.
Fokus pasar sekarang adalah pada data inflasi bulanan AS yang akan dirilis akhir minggu ini, seperti juga pidato beberapa pejabat Fed, untuk tanda-tanda perlambatan ekonomi AS, yang dapat membendung reli dolar dan obligasi pemerintah serta meningkatkan harapan penurunan suku bunga.
Kedepannya, data AS yang lebih lemah akan menjadi katalis yang sangat dibutuhkan di sini untuk meredakan tekanan pada cerita ‘ketahanan ekonomi’ dan menyerukan pembalikan imbal hasil yang signifikan. Namun, kalender data minggu ini masih menunjukkan prospek yang hati-hati untuk saat ini.
Para pedagang kini memperkirakan Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuannya akhir bulan ini dan memperkirakan hanya satu kali pemotongan suku bunga tahun ini, yaitu pada bulan Juni. Setelah laporan pekerjaan Desember yang sangat kuat, siklus pemotongan sudah berakhir.
Emas batangan digunakan sebagai lindung nilai terhadap inflasi, meskipun suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tarik aset yang tidak memberikan imbal hasil tersebut. Investor tampaknya bersiap menghadapi ketidakpastian baru saat Trump menjabat dan menerapkan kebijakan ekonominya.