ESANDAR – Harga emas beringsut lebih rendah pada awal perdagangan hari Rabu (20/10/2021) karena lonjakan imbal hasil obligasi AS sehingga mengurangi daya tarik logam mulia dan kenaikan pembelian untuk saham perusahaan yang optimis dalam laporan keuangannya. Hal ini mengangkat sentimen risk appetite dikalangan pelaku pasar.
Harga Emas di pasar spot turun 0,1% menjadi $1.767,71 per ounce pada pukul 08:00 WIB. Logam Mulia ini naik sebanyak 1,2% pada hari Selasa sebelum menyerahkan sebagian besar kenaikan tersebut karena naiknya imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun. Sementar dalam perdagangan di bursa berjangka AS , harga emas turun 0,1% menjadi $1.768,40.
Yield Treasury AS tenor 10-tahun melonjak ke level tertinggi sejak 20 Mei, meningkatkan biaya peluang untuk menahan emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil. Daya tarik emas sebagai asset safe-haven semakin meredup setelah ekspektasi untuk pendapatan kuartalan yang solid dari sejumlah emiten, memberikan dorongan kenaikan indek bursa saham AS pada hari Selasa.
Sementara itu, Federal Reserve akan menunggu hingga 2023 sebelum menaikkan suku bunga, menurut mayoritas ekonom dalam jajak pendapat Reuters, meskipun inflasi yang terus-menerus kemungkinan akan menjadi risiko yang lebih besar bagi ekonomi AS selama tahun mendatang.
Ekspektasi pasar untuk suku bunga di masa depan tidak sesuai dengan panduan Bank Sentral Eropa untuk tidak ada kenaikan sampai inflasi terlihat stabil di 2%, kata kepala ekonomnya.
Jika inflasi terus meningkat pada kecepatan saat ini dalam beberapa bulan mendatang daripada mereda seperti yang diharapkan, pembuat kebijakan Fed mungkin perlu mengadopsi “respons kebijakan yang lebih agresif” tahun depan, ungkap salah satu anggota dewan Gubernur Fed, Christopher Waller. Sementara Gubernur Fed Michelle Bowman juga mengatakan inflasi mungkin bertahan lebih lama dari yang diperkirakan hanya beberapa bulan lalu.
Emas sering dianggap sebagai lindung nilai inflasi, meskipun pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik.