Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Harga minyak turun untuk sesi kedua berturut-turut pada hari Rabu (27/03/2024)  karena dolar AS menguat dan data dari pemerintah AS menunjukkan lonjakan stok minyak mentah yang mengejutkan. Baik minyak mentaj jenis Brent maupun WTI berjangka berada di bawah tekanan jual sejak mencapai level tertinggi dalam lebih dari empat bulan pada minggu lalu.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk bulan Mei turun 16 sen, atau 0,2%, menjadi $86,09 per barel sementara kontrak Juni yang lebih aktif diperdagangkan turun 22 sen menjadi $85,41. Kontrak bulan Mei ini akan berakhir pada hari Kamis. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Mei turun 27 sen, atau 0,3%, menjadi $81,35 per barel.

Penguatan dolar AS membebani minyak, dengan indeks dolar AS menguat untuk sesi kedua berturut-turut. Meningkatnya mata uang AS membuat minyak dalam mata uang dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga mengurangi permintaan.

Lonjakan stok minyak mentah dan bensin AS yang mengejutkan juga menambah tekanan pada harga minyak, kata para analis. Stok minyak mentah AS naik 3,2 juta barel sementara stok bensin naik 1,3 juta barel dalam pekan yang berakhir 22 Maret, menurut data dari Energy Information Administration (EIA).

Keyakinan awal stok minyak mentah AS akan turun 1,3 juta barel dan stok bensin turun 1,7 juta barel. Permintaan bensin turun untuk minggu kedua berturut-turut menjadi 8,7 juta barel per hari (bph), turun dari 8,8 juta barel per hari pada minggu sebelumnya, data EIA menunjukkan.

Mengingat fakta bahwa pada dasarnya kita hanya memproduksi minyak mentah untuk membuat bensin, hal ini merupakan perkembangan yang bearish.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, kemungkinan tidak akan mengubah kebijakan produksi minyak sampai pertemuan tingkat menteri penuh pada bulan Juni, tiga sumber OPEC+ mengatakan kepada Reuters menjelang pertemuan minggu depan untuk meninjau pasar. dan penerapan pemotongan output oleh anggota. OPEC+ bulan ini setuju untuk memperpanjang pengurangan produksi sekitar 2,2 juta barel per hari hingga akhir Juni, meskipun Rusia dan Irak harus melakukan upaya ekstra untuk mengatasi kelebihan produksi.

Perjuangan tersebut mempertanyakan kemampuan kelompok tersebut untuk mematuhi pemotongan yang disepakati, karena OPEC telah melampaui targetnya sebesar 190.000 barel per hari pada bulan Februari, menurut survei Reuters.

Pemangkasan produksi OPEC+ telah memicu perdebatan mengenai volume, terutama mengenai kelebihan produksi Irak selama dua bulan terakhir. Hal lain yang perlu dicermati adalah potensi pengurangan volume di Rusia. Memantau aliran minyak Rusia pada kuartal mendatang akan sangat penting bagi pengamat pasar.