Upaya normalisasi kebijakan moneter ECB, terhadang sikap Italia.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.


Meski demikian, masa depan mata uang tunggal, Euro secara umum mungkin tidak tepat di tangan para pembuat kebijakan Eropa. Mengingat dalam perkemangan terkini, pemerintah Italia yang anti-kemapanan tampak bertekad ingin menantang dengan blok perdagangan tersebut. Mereka akan menetapkan panggung untuk lanskap yang menantang untuk ECB dan bisa menjadi sumber turbulensi bagi euro.


Langkah normalisasi ECB dilakukan secara bertahap tampak terancam ketika politisi Italia berdiri teguh pada tuntutan fiskal mereka. Ada peningkatan risiko dan pelebaran spread antara Italia dan ECB. Meski para pejabat ECB tentu telah memberi diri mereka lebih banyak fleksibilitas dengan program reinvestasi untuk membantu menahan risiko ini tetapi di luar itu tangan mereka masih terikat.


Adu tarik tambang antara keduanya meningkat setelah rencana Menteri Keuangan Giovanni Tria untuk mengurangi defisit anggaran negara menjadi 1,6% dari produk domestik bruto ditolak oleh pemimpin 5 Bintang Gerakan Luigi Di Maio dan Liga Matteo Salvini. Kedua nasionalis ini berpendapat bahwa negara yang sarat utang membutuhkan kelonggaran lebih fiskal untuk menerapkan kebijakan yang dijanjikan kepada masing-masing pihak. Batas kemudian ditetapkan pada 2,4%, merayap mendekati batas 3% yang ditetapkan oleh Uni Eropa di bawah Pakta Stabilitas dan Pertumbuhan.


Menurut Claudio Piron, analis Bank of America Merrill Lynch, bahwa pemerintah Italia secara efektif ‘memilih berkelahi’ dengan Uni Eropa. Beberapa pemerintah Uni Eropa melanggar aturan fiskal di masa lalu, tetapi tidak melakukan hal ini secara terang-terangan. Ini adalah pertama kalinya pemerintah secara jelas mengabaikan aturan dan pergi melawan Uni Eropa, jelasnya.


Kekacauan politik telah mengguncang pasar keuangan dengan dimana euro dalam perdagangan EURUSD, merosot ke level terendah tujuh minggu di bawah $ 1,15, sebuah perubahan tajam setelah mata uang umum baru-baru ini melonjak ke level tertinggi 2 ½ bulan, didukung oleh optimisme setelah ECB September pertemuan.


Pasar obligasi tidak mendapatkan kelonggaran apa pun. Bunga obligasi pemerintah Italia untuk tenor 10 tahun mencapai level tertinggi sejak Mei karena investor ramai menjual obligasi. Seperti diketahui, bahwa harga dan imbal hasil obligasi bergerak ke arah yang berlawanan.


Bila situasi Italia berlarut-larut, para pembuat kebijakan ECB akan lebih cemas. Padahal negara-negara di Eropa Utara ini ingin QE bisa selesai. Namun sebagaimana adanya, ECB dan prospek euro akan tetap rentan terhadap ketegangan anti-pembentukan yang berasal dari Italia, yang dapat menyebabkan ketakutan penularan. Jika Italia diizinkan untuk terus maju dengan rancangan anggaran saat ini, aturan fiskal Uni Eropa akan menjadi tidak berarti.


Negara-negara Uni Eropa lainnya tidak akan memiliki insentif untuk memenuhi target fiskal berdasarkan peraturan ini. Bailout atau QE ECB di masa depan akan jauh lebih sulit secara politis pada akhirnya.


Sementara itu, seperti yang diharapkan, ECB pada bulan September tidak mengubah suku bunga tetapi mengatakan akan mulai menurunkan lagi program pembelian obligasi pada bulan Oktober dengan tujuan mengakhiri pembelian sama sekali pada bulan Desember. (Lukman Hqeem)