Bursa saham

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Indek Bursa S&P 500 ditutup sedikit lebih rendah setelah mencapai rekor tertinggi pada perdagangan di hari Selasa (28/12/2021), setelah reli selama empat hari dan kehilangan tenaga dalam perdagangan tipis. Para investor mempertimbangkan gangguan perjalanan yang didorong oleh Omicron dan penutupan toko.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pada hari Senin mempersingkat waktu isolasi yang direkomendasikan untuk orang Amerika dengan kasus COVID-19 tanpa gejala menjadi lima hari dari panduan sebelumnya 10 hari.

Pembaruan mengikuti persetujuan untuk pil baru dan lebih banyak vaksin untuk melawan COVID-19. Ini membantu investor mengabaikan kekhawatiran atas ribuan pembatalan penerbangan dan Apple Inc yang menutup tokonya di New York karena kasus yang melonjak, dan menempatkan saham AS pada kecepatan untuk kenaikan bulanan.

Sebanyak Delapan dari 11 indeks sektor utama S&P 500 naik pada hari Selasa. Sektor Teknologi dan layanan kesehatan memimpin penurunan.  Indek S&P 500 turun 4,53 poin, atau 0,08%, berakhir pada 4.787,14 poin, sedangkan Nasdaq kehilangan 86,27 poin, atau 0,54%, pada 15.784,99. Dow Jones naik 101,66 poin, atau 0,26%, menjadi 36.404,04.

Saham Boeing Co bangkit setelah Indonesia mencabut larangan terbang armada 737 MAX, tiga tahun setelah kecelakaan salah satu pesawat dan kehilangan semua 189 orang di dalamnya.

Pasar berada dalam mode Sinterklas Reli, dimana data CFRA Research menunjukkan S&P 500 rata-rata naik 1,3% dalam lima hari perdagangan terakhir tahun ini, dan dua hari pertama tahun baru sejak 1969.

Pelaku pasar memang masih gamang, dengan mencerna kenaikan yang terjadi dari tiga hari ini disaat yang sama dengan ada kekhawatiran soal penyebaran varian Omicron dan dampaknya pada pasar. Kedua, mengantisipasi kebijakan Fed terkait dengan suku bunga, yang diyakini bisa menyebabkan fluktuasi pergerakan pasar dan tantangan di tahun depan.

Sebagaimana dikabarkan bahwa Federal Reserve mengisyaratkan awal bulan ini kenaikan suku bunga tiga perempat poin persentase pada akhir 2022 karena ekonomi mendekati pekerjaan penuh dan bank sentral AS mengatasi lonjakan inflasi.