ESANDAR, Jakarta – Sejak awal perdagangan hari ini, terindikasi akan adanya aksi ambil untung yang dilakukan sejumlah investor. Pertama, melonjaknya imbal hasil obligasi AS mendukung kenaikan USD dan segera melakukan long-unwinding. Kedua indicator PMI Inggris.
Setelah sempat menguat, pasangan GBPUSD menyerah dan berbalik arah dari penguatannya. Meski sempat naik ke posisi tertinggi 3-1 / 2 bulan, GBPUSD dengan cepat turun ke level terendah dalam rentang perdagangan hariannya.
Tanpa memiliki katalis yang jelas, GBPUSD tidak bisa mempertahankan kenaikannay. Ketika investor melakukan aksi ambil untung, goyahlah GBPUSD dan terkoreksi. Dengan latar belakang hasil PMI Inggris yang lebih kencang dari perkiraan, para pedagang sekarang tampaknya cenderung mengambil beberapa keuntungan untuk mengantisipasi kekecewaan lain dari data PMI konstruksi Inggris yang akan diumumkan hari ini.
Sementara itu, kelanjutan naik GBPUSD melirik imbal hasil obligasi pemerintah AS. Hal ini membantu meredakan beberapa tekanan bearish yang cukup kuat di sekitar Dolar AS. Selain itu juga tampaknya telah mendorong beberapa tekanan ke GBPUSD pada tingkat yang lebih tinggi.
Investor juga perlu mewaspadai sejumlah indicator ekonomi lainnya. Hari ini ada sejumlah data yang akan diluncurkan termasuk data PMI manufaktur dan ISM AS. Data-data ini mungkin memberikan beberapa peluang perdagangan jangka pendek namun kemungkinan akan dibayangi oleh beberapa transaksi reposisi menjelang pengumuman risalah pertemuan FOMC Desember lalu. Pengumuman ini akan dilakukan di sesi AS.
Secara teknis, pasangan GBPUSD saat ini diperdagangkan dalam kisaran 1.3585-80. GBPUSD memiliki kemungkinan untuk memperpanjang koreksi ke area tengah di 1.3500. Poundsterling mungkin bisa menembus ke bawah di level penting 1.35 sekaligus menguji level support di 1.3480-75.
Di sisi lain, apabila sanggup melanjutkan kenaikannya, GBPUSD bisa berpeluang ke area 1,3610-15 dan terus mengangkat ke level tertinggi 2017 menuju kisaran resistance terdekat di 1.3655-60. (Lukman Hqeem)