Bursa saham Eropa masih tertekan di area merah.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Penguatan euro mengalami hambatan pada perdagangan hari ini. Dolar bisa menguat tipis setelah investor melakukan aksi ambil untungmenjelang paparan FOMC.

Secara umum dolar AS kali ini bergerak menguat dan sedikit menekan kepada mata uang dunia khususnya euro dan mata uang Asia yang terjadi sejak tadi pagi dan sejauh ini EURUSD untuk sementara sedang berada di level 1.2050 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 1.2058. USDJPY untuk sementara berada di level 112,31 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 112,29. Untuk AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7813 dibanding penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 0,7829.

Secara garis besar memang dolar AS masih bergerak sedikti negatif di awal perdagangan tahun ini namun berusaha menghindari tekanan lebih lanjut dari mata uang utama zona Eropa tersebut setelah suku bunga the Fed naik di pertengahan bulan ini dan masih terlihat nyaman untuk tetap berada di jalur kenaikan suku bunga yang normal di tahun mendatang dengan dukungan dari lolosnya UU pajak yang sangat mendukung kenaikan suku bunga the Fed. Dini hari nanti the Fed akan memaparkan hasil rapat suku bunganya di pertengahan Desember lalu yang menghasilkan kenaikan suku bunga yang ketiga kalinya di 2017.

Masalah reformasi fiskal AS yang baru mampu menahan tekanan tersebut karena dolar AS rupanya masih menjadi perburuan kembali bagi investor mengingat reformasi pajak dipercaya bisa meningkatkan kinerja ekonomi AS dengan signifikan sehingga kenaikan suku bunga the Fed bisa lebih dari 3 kali di 2018 nanti, meskipun terjadi kondisi pro dan kontra terhadap UU pajak tersebut, dimana ada situasi peningkatan kinerja ekonomi, namun di sisi lain bisa menimbulkan gelembung defisit anggaran pemerintah AS yang lebih besar sehingga ancaman penutupan jalannya pemerintahan AS akan semakin sering terjadi.

Sikap investor juga masih kuatir untuk berlama-lama memegang dolar AS karena hari ini Presiden Trump melalui cuitannya di Twitter juga kembali mengancam Korea Utara, dimana Presiden Kim punya tombol peluncuran nuklir sendiri, namun tombol nuklir Trump lebih banyak dam lebih ampuh dampaknya daripada tombol Kim. Sikap provokatif Trump memang membuat kinerja dolar AS akan terus tertekan dan beberapa kondisi tersebut kemungkinan besar masih dapat berlanjut hingga awal kuartal tahun depan sehingga sikap investor di akhir perdagangan hari ini kemungkinan masih akan menjauhi dolar AS.

Beberapa investor masih cukup yakin dengan kinerja ekonomi zona euro di tahun ini sehingga mata uang kawasan ini terus mendapatkan dorongan beli meskipun beberapa kondisi politik kawasan tidak mendukungnya, terutama kondisi politik di Catalan Spanyol yang bisa menggerogoti persatuan Uni Eropa tersebut. Tampak pula bahwa paket stimulus yang dijadwalkan akan diakhiri September ini, kemungkinan sebelum batas waktu tersebut paket bantuan ekonomi tersebut akan berakhir dan suku bunga Eropa segera naik pula. Inilah yang membuat euro masih dipandang lebih mumpuni ketimbang kinerja dolar AS di awal tahun. (Lukman Hqeem)