ESANDAR, Jakarta – Presiden Filipinan Rodrigo Duterte meminta Amerika Serikat untuk berhenti mengancam Korea Utara. Duterte mendesak agar dilakukan dialog A.S. dengan Korea Utara.
AS, Jepang, China, dan Korea Selatan harus memastikan Kim Jong Un bahwa dia tidak akan digulingkan, kata Duterte menjelang pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang berencana mengunjungi lima negara Asia – termasuk Filipina – bulan depan.
Korea Utara telah cukup tenang akhir-akhir ini, tanpa aksi peluncuran rudal atau uji coba nuklir yang dilaporkan selama beberapa minggu. South China Morning Post melaporkan bahwa pihak berwenang Cina telah memperingatkan rekan-rekan mereka di Korea Utara bahwa tes nuklir kembali dapat menyebabkan ledakan di gunung lokasi uji coba, dan menimbulkan konsekuensi potensi bencana. Taruhannya tinggi, jumlah korban tewas di semenanjung Korea bahkan bisa mencapai 300.000 bahkan dalam hal perang non-nuklir, menurut Congressional Research Service.
Angkatan Laut A.S. sendiri memiliki tiga kapal induk yang beroperasi di atau dikirim ke daerah tersebut untuk pertama kalinya sejak 2011. Ini merupakan bagian dari pembangunan militer AS di wilayah ini.
Sementara itu, beberapa waktu minggu ini, Presiden Donald Trump juga akan mengungkap pilihannya untuk menunjuk siapa pemimpin The Federal Reserve. Dia dikabarkan condong memilih Gubernur Fed saat ini Jerome Powell. Siapa pun yang mengambil alih pimpinan tersebut, mungkin terpaksa membalikkan normalisasi kebijakan saat ini. Pasar sendiri berharap sejumlah pengetatan Fed yang dibukukan pada tahun depan lebih dari yang akan datang dalam empat tahun setelah itu.
The Fed, akan melakukan pertemuan minggu ini untuk memberikan keputusan tingkat suku bunga di tengah sejumlah data-data ekonomi AS yang berat. Angka PDB kuartal ketiga yang dirilis pada hari Jumat kemarin menunjukkan ekonomi A.S. berada pada posisi terbaiknya dalam tiga tahun. Disisi lain imbal hasil Obligasi 10 tahun merosot seiring dengan pertumbuhan yang lebih baik dari perkiraan. (Lukman Hqeem)