KOSPI 2020

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Bursa saham Korea Selatan mundur untuk sesi kedua berturut-turut pada hari Kamis, sebagian besar karena risalah Federal Reserve AS memicu kekhawatiran bahwa Fed dapat mendorong kenaikan suku bunga yang lebih keras dari perkiraan. Sementara Won jatuh terhadap dolar AS.

Indeks harga saham gabungan Korea (KOSPI) turun 33,44 poin atau 1,13 persen menjadi ditutup pada 2.920,53 poin. Sementara dalam perdgangan bursa berjangka, Indek KOSPI berakhir di 385,20. Volume perdagangan moderat di sekitar 774 juta saham senilai sekitar 13,1 triliun won (US$10,9 miliar), dengan yang kalah melebihi jumlah yang naik 665 berbanding 223.

Investor Institusi melakukan banyak aksi jual senilai 483 miliar won, sementara investor asing justru melakukan pembelian senilai 182 miliar won dan investor ritel membeli 282 miliar won.

Perdagangan berjalan dengan lesu pada Jumat (07/01/2022), mengikuti penurunan saham-saham di sector teknologi Wall Street semalam. Indek Nasdaq jatuh 3,34 persen semalam dan Dow Jones kehilangan 1,07 persen di tengah kekhawatiran bahwa suku bunga yang lebih tinggi dapat mengurangi margin perusahaan.

Risalah The Fed juga mempercepat depresiasi mata uang lokal terhadap dolar AS. Mata uang Korea ditutup pada 1.201 won terhadap greenback, turun 4,1 won dari sesi sebelumnya, menandai penutupan terlemah sejak 24 Juli 2020.

Pergerakan harga saham, sebagian besar dipengaruhi oleh kekhawatiran bahwa Fed dapat mengungkapkan kebijakan tapering yang lebih hawkish dari yang diperkirakan sebelumnya. Kekhawatiran tapering juga mengipasi kekhawatiran bahwa likuiditas di pasar dolar mungkin menurun.

Di bursa Seoul, saham raksasa seperti Samsung Electronics harus kehilangan 0,65 persen menjadi 76.900 won, dan pembuat chip No. 2 SK hynix turun 0,4 persen menjadi 125.000 won. Raksasa portal internet Naver merosot 4,65 persen menjadi 338.500 won, dengan saingannya Kakao merosot 5,21 persen menjadi 100.000 won.

Di antara saham-saham yang naik, saham papan atas di sector perbankan Kakao Bank naik 0,72 persen menjadi 56.000 won, dan pembuat mobil listrik LG Chem naik 3,92 persen menjadi 690.000 won. Produsen baja POSCO melonjak 3,05 persen menjadi 304.500 won.

Harga obligasi, yang bergerak berlawanan dengan imbal hasil, ditutup melemah tajam. Hasil pada Treasurys tiga tahun melonjak 10 basis poin menjadi 2,013 persen, dan pengembalian obligasi pemerintah lima tahun acuan melonjak 14,1 basis poin menjadi 2,293 persen.