ESANDAR, Jakarta – Seperti yang diduga sejak awal, perekonomian Jepang akan menyusut pada kwartal pertama tahun ini. Belanja modal gagal yang kuat, tidak bisa mengimbangi melemahnya konsumsi sektor swasta.
Sebagaimana dilaporkan pemerintah Jepang hari Jumat (08/06). Angka pertumbuhan ekonomi di kwartal pertama, Januari hingga Maret hanya tumbuh 0,6% secara tahunan.
Dalam istilah non-tahunan, ekonomi Jepang bahkan mengalami kontraksi 0,2% dari kuartal sebelumnya. Kondisi ini masih tidak banyak berubah dari angka awal. Mengingat pandangan yang kurang lebih pesimis tentang pengeluaran perusahaan yang ditunjukkan dalam data departemen keuangan yang dirilis minggu lalu. Sebaliknya, para ekonom mengharapkan hasil Jumat untuk menunjukkan kontraksi yang lebih kecil.
Kontraksi kuartal pertama mengakhiri pertumbuhan ekonomi terpanjang ketiga terbesar di dunia dalam 28 tahun. Sementara banyak ekonom memperkirakan ekonomi akan rebound pada kuartal April-Juni, ada juga risiko bahwa Jepang jatuh ke dalam resesi teknis – yang didefinisikan sebagai dua kuartal kontraksi berturut-turut.
Belanja modal sektor swasta naik 0,3% dari kuartal sebelumnya, dibandingkan dengan perkiraan awal penurunan 0,1%.
Angka yang direvisi menunjukkan bahwa permintaan domestik menyeret 0,2 poin persentase dari pertumbuhan di kuartal Januari-Maret. Sementara itu, permintaan eksternal bersih menambahkan 0,1 poin persentase ke pertumbuhan di kuartal tersebut.
Persediaan juga dikurangi 0,2 poin persentase dari pertumbuhan, dibandingkan dengan 0,1% seret dalam data awal. (Lukman Hqeem)