Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Emas diperdagangkan dalam posisi penawaran beli di awal pembukaan perdagangan minggu ini, Senin (28/06/2021) dengan naik sebesar 0,38% di $1.781,64. Harga emas telah naik dari level terendah $1.773,79 dan telah mencapai level tertinggi $1.790.44. Penembusan sisi bawah dari formasi bearish pada grafik harian emas tetap ada, terutama setelah death cross dikonfirmasi pada hari Kamis minggu lalu.

Death Cross menghasilkan sinyal bearish ketika Rata-Rata Pergerakan Harian (DMA) 200 memotong DMA 50 dari atas. Juga, indicator Relative Strength Index (RSI) dengan formasi 14-hari tetap lesu di bawah garis tengah, saat ini di 33,82, mendukung skenario bearish.

Penutupan harian di bawah level support telah naik di $1769 seakan mengkonfirmasi panji-panji bearish, membuka harga menuju posisi terendah dua bulan di $1761. Selanjutnya harga akan mengincar di level psikologis $1750. Lebih jauh ke selatan, posisi terendah pertengahan April di sekitar $1725 bisa datang.

Sebaliknya, jika arus beli berhasil menemukan pijakan yang kuat di atas $1794, dengan menembus pertemuan DMA 100 dan support garis tren turun, maka posisi tertinggi 18 Juni di $1797 akan menjadi target kenaikan harga emas berikutnya. Level psikologis $1800 kemudian akan menantang komitmen bullish.

Sejumlah fundamental akan menyertai perdagangan yang semarak dalam sepekan mendatang. Hingga hari Jumat kemarin, tampaknya tidak ada yang berubah untuk emas baik secara fundamental maupun teknis. Tetapi sentiment bulls emas mungkin mencoba upaya terakhir mereka setelah data inflasi PCE AS yang dirilis hari jumat kemarin.

Data ini penting dan menegaskan kembali sikap hawkish anggota FOMC, sehingga bisa meniadakan pernyataan dovish baru-baru ini dari beberapa pejabat Fed lainnya. Oleh sebab itu, Dolar AS menghentikan penurunan korektifnya dan melanjutkan tren naiknya, sehingga menjadi bias bearish bagi emas.

Disisi lain, risk appetite yang dipimpin oleh optimisme stimulus AS dan dinamika dolar kemungkinan akan bermain. Sehingga penurunan harga emas bisa berlanjut.