ESANDAR, Jakarta – Jumlah pengangguran AS yang mengajukan tunjangan pengangguran menurun. Angka klaim ini bahkan dianggap yang paling rendah dalam 45 tahun terakhir. Hal ini mendorong keyakinan kenaikan suku bunga bisa dilakukan dan membuat Dolar AS menguat.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (08/02/2018) waktu setempat, bahwa jumlah pengajuan untuk tunjangan pengangguran baru turun pekan lalu untuk ketiga kalinya dalam empat minggu. Penurunan ini menunjukkan pertumbuhan pasar tenaga kerja yang terus berlanjut. Dimana klaim pengangguran awal, sebuah proxy untuk PHK di AS., turun 9,000 ke 221,000. Perkiraan awal adalah 231,000 klaim baru. Klaim pengangguran tercatat sebagai yang terendah sejak awal 1973.
Pasar tenaga kerja yang lebih luas telah menunjukkan kekuatiran baru-baru ini. Tingkat pengangguran berada di level 4.1%, yang merupakan tingkat terendah 17 tahun, selama empat bulan terakhir, dan Januari menandai bulan ke 88 penciptaan lapangan kerja, Departemen Tenaga Kerja mengatakan pada hari Jumat.
Dolar AS mendapat kekuatan dengan data ekonomi ini. Menguat sedikit pada hari Kamis terhadap sejumlah mata uang dalam perdagangan yang berombak. Kenaikan ini memudar dari level tertinggi dua minggu karena para investor mengurangi posisi terhadap Dolar AS setelah turbulensi baru di pasar saham dan obligasi. Indeks Dolar AS pada hari Kamis hanya naik tipis 0,05% di 90.30. Indeks ini telah naik 1,2 persen sejak Jumat lalu, menempatkannya di jalur untuk kenaikan mingguan terbesar sejak akhir Oktober.
Investor meningkatkan pilihan ke aset yang lebih aman, termasuk ke mata uang safe haven seperti Yen dan Franc. Langkah ini sebagai antisipasi investor menyikapi fluktuasi Wall Street saat ini. Para investor cenderung memecah investasinya dengan measukkan investasi ke aset yang lebih aman saat pasar keuangan yang bergejolak terlepas dari seberapa baik ekonomi global pada saat itu.
Penguatan Dolar AS, meski terhaga namun tidak cukup meyakinkan diakhir pekan ini. Sebuah jajak pendapat Reuters terhadap para pakar strategi pasar mata uang yang hasilnya menyebut bahwa rebound dolar AS tidak mungkin berkelanjutan. Dolar AS memang sangat baik saat pasar saham bergejolak kemarin, kedepannya hal ini akan menjadi faktor penggerak pasar.
Disisi lain, momentum ini dipergunakan pasar untuk berkonsolidasi. Euro berakhir turun 0,14 persen pada $1,2247, setelah sebelumnya jatuh ke level terendah dua minggu. Mata uang tunggal ini telah merosot 2,6 persen sejak mencapai titik tertinggi tiga tahun sekitar $1,2537 sekitar 10 hari yang lalu.
Yen dan Franc menjadi tujuan investor dalam mengamankan investasinya. Pada perdagangan kemarin, Dolar AS melemah dengan turun 0,55 persen terhadap yen dan turun 0,88 persen terhadap franc Swiss. (Lukman Hqeem)