ESANDAR, Jakarta – Kekhawatiran akan perang dagang membuat bursa saham di AS melorot tajam. Sebelumnya, bursa Asia juga sudah turun setelah indikasi Cina akan melakukan tindakan balasan atas kebijakan proteksionis perdagangannya. Hanya KOSPI yang bisa berakhir positif, terpengaruh perdagangan mata uangnya.
Indek Hangseng anjlok akibat sikap proteksionisme AS untuk menghukum Cina. Penurunan indeks juga dipicu merosotnya bursa saham Cina daratan setelah Bank Rakyat Cina memutuskan menaikkan suku bunga repo sebesar 5 basis poin. Sektor saham teknologi memimpin penurunan.
Nikkei mengalami perdagangan fluktuatif setelah menguat diawal sesi. Kenaikan didukung dari masuknya arus dana pensiun dan investor ritel ke bursa saham. Mereka membeli saham-saham yang berorientasi ekspor. Namun tekanan jual yang terjadi kemudian, membuat indek Nikkei harus berakhir minus.
Indek Kospi berakhir naik dan menyentuh level tertinggi dalam tujuh minggu. Keputusan Federal Reserve yang dianggap kurang hawkish dari yang diantisipasi. Hal ini mendorong kenaikan bursa saham. Sektor manufaktur ditutup sebagian besar lebih rendah, sementara saham-saham terkait minyak naik. Kenaikan ini memberikan kontribusi terhadap kenaikan indek secara keseluruhan. Terlebih dengan dorongan kenaikan saham Samsung Electronics yang naik 1.41 persen.
Penderitaan pasar semakin menjadi-jadi setelah Wallstreet turun tajam. Tidak tanggung-tanggung, Indek Dow Jones bahkan turun lebih dari 700 poin. Jatuhnya pasar terjadi karena tekanan kekhawatiran terjadinya perang dagang. Sementara kasus Facebook, masih memberikan tekanan pada sektor saham teknologi. Saham Caterpillar, 3M dan Boeing sebagai memimpin penurunan terbesar. Indek S&P 500 turun 2 %, dimana saham sektor teknologi dan keuangan turun lebih dari 2 %. Indek Nasdaq anjlok 2 %.
Pada perdagangan komoditi, harga Emas masih tertekan paska pengumuman hasil FOMC. Kontrak pengiriman harga emas untuk bulan April, berakhir minus 0,25% ke posisi $1.328,70 dari sebelumnya di $1.332. Harga emas pada perdagangan akhir pekan ini, berbalik naik tajam dan menyentuh $1.338 atas kekhawatiran perang dagang. (Lukman Hqeem)