Harga emas tertekan dengan penguatan Dolar AS dan Imbal Obligasi AS

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Harga emas tergelincir ke level terendah dalam tiga minggu ini pada perdagangan di hari Kamis (18/08/2022) dan bersiap menuju penurunan mingguan pertama dalam lima minggu, setelah dolar AS lanjutkan kenaikannya dan prospek kenaikan suku bunga AS lebih lanjut oleh AS. Logam Mulia di bursa berjangka AS turun 0,1% menjadi $1,769.20 per troy ons.

Sementara itu, Dolar AS tanpa hambatan terus mengalami kenaikannya. Indek Dolar AS bahkan mampu melonjak ke level tertinggi dalam satu bulan terhadap para pesaingnya. Hal ini tenti membuat emas lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang lain.

Disisi lain, The Fed perlu terus menaikkan biaya pinjaman untuk mengendalikan inflasi yang tinggi, serangkaian kebijakan AS. pejabat bank sentral mengatakan pada hari Kamis, bahkan ketika mereka memperdebatkan seberapa cepat dan seberapa tinggi untuk mengangkatnya.

Presiden Fed St. Louis James Bullard mengatakan dia saat ini condong ke arah mendukung kenaikan suku bunga 75 basis poin ketiga berturut-turut pada bulan September. Presiden Fed San Francisco Mary Daly mengatakan kenaikan suku bunga sebesar 50 atau 75 basis poin pada pertemuan kebijakan Fed berikutnya pada 6 September. 20-21 akan menjadi “masuk akal.”

Seperti diketahui bahwa harga emas sangat sensitif terhadap kenaikan A.S. suku bunga, karena ini meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak menghasilkan bunga. Yield Obligasi AS sendiri untuk tenor 10-tahun masih melayang mendekati level tertinggi satu bulan awal pekan ini.

Dalam risalah pertemuan Juli yang dirilis pada hari Rabu, pejabat Fed mengatakan laju kenaikan suku bunga di masa depan akan tergantung pada data ekonomi yang masuk, serta penilaian tentang bagaimana ekonomi beradaptasi dengan suku bunga yang lebih tinggi yang telah disetujui.

Data ekonomi pada hari Kamis menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun minggu lalu. Selanjutnya pasar akan menantikan data ekonomi yang salah satunya dianggap penting diakhir pekan ini, yakni angka penjualan ritel Inggris.