ESANDAR, Jakarta – Kementerian luar negeri Korea Utara menyatakan kekecewaan atas tuntutan terus menerus AS untuk program denuklirisasi lengkap dan diverifikasi setelah pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo minggu lalu. Kekecewaan ini menambah kekhawatiran terhadap kesungguhan Pyongyang terhadap pembongkaran senjata nuklirnya.
Seorang juru bicara kementerian luar negeri Korea Utara mengatakan tuntutan AS untuk berjanji mengenai denuklirisasi dianggap telah melanggar semangat kesepakatan yang dicapai oleh Presiden Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada pertemuan mereka bulan lalu, dalam sebuah pernyataan yang dirilis di negara Pyongyang media Sabtu (08/07).
Dalam pernyataan itu, Korea Utara menyebut pembicaraan akhir pekan “disesalkan” dan mengklaim AS kembali ke metode lama dari pemerintahan sebelumnya. Ini adalah isu “kanker” yang “memperkuat ketidakpercayaan dan risiko perang,” katanya, sementara juga memperingatkan bahwa “tekad tak tergoyahkan Korea Utara untuk denuklirisasi” dapat terguncang, jika AS terus tuntutan denuklirisasi tanpa terlebih dahulu “menciptakan lingkungan obyektif” untuk perdamaian.
Pyongyang juga meremehkan keputusan Washington baru-baru ini untuk membatalkan latihan militer bersama dengan Korea Selatan. Sementara AS telah mengiklankan ini sebagai “konsesi besar,” itu tidak sebanding dengan pembongkaran pembangkit nuklir ireversibel yang dilakukan oleh Korea Utara, katanya. Meskipun frustrasi diungkapkan, pernyataan itu juga mengatakan: “Kami mempertahankan kepercayaan kami pada Presiden Trump,” katanya.
Sementara itu, Korea Utara juga dikabarkan akan mengembangkan kapal selam baru yang mampu meluncurkan rudal balistik bersenjata nuklir, kata seorang anggota senior Korea Selatan, yang menandakan meningkatnya ancaman terhadap pasukan AS dan sekutu sementara meningkatkan keraguan tentang janji rezim untuk melucuti senjatanya.
Bukti yang dikumpulkan oleh militer Korea Selatan menunjukkan bahwa Pyongyang sedang mengerjakan kapal selam di pantai timurnya, kata Kim Hack-yong, yang memimpin komite pertahanan legislatif sampai masa jabatannya berakhir beberapa minggu lalu. Kim, yang berasal dari partai oposisi konservatif yang skeptis dengan dialog dengan Pyongyang, mengutip intelijen yang disediakan pekan lalu oleh para pejabat pertahanan.
Citra satelit yang ditinjau oleh pejabat intelijen Korea Selatan menunjukkan pergerakan buruh dan material di pelabuhan Sinpo, tempat kapal selam itu tampaknya sedang dibangun di fasilitas dalam ruangan, kata seorang pembantu Kim.
Seorang jurubicara Kementerian Pertahanan mengatakan dia tidak dapat berkomentar mengenai rincian yang berkaitan dengan kegiatan intelijen tetapi menekankan bahwa Seoul dan Washington terus memantau fasilitas militer Korea Utara.
Program rudal balistik kapal selam Korea Utara diluncurkan pertama kali dipublikasikan pada tahun 2014. Korea Utara diyakini telah melakukan empat hingga enam uji peluncuran model SLBM yang dikenal sebagai KN 11. Uji coba penembakan rudal pada tahun 2016 yang menempuh jarak 300 mil mengisyaratkan bahwa program itu maju. (Lukman Hqeem)