Dolar Australia naik bersama dengan lonjakan imbal hasil obligasi Austrakia karena ada keyakinan bahwa kenaikan besar dalam upah minimum regional dapat memaksa bank sentral menaikkan suku bunga dalam pertemuan minggu depan. Kenaikan juga didukung oleh rebound harga komoditas dan terhindarnya AS dari default.
Pada data yang dirilis hari Jumat (02/06/2023), Komisi Pekerjaan Adil negara itu menetapkan kenaikan gaji 5,75% untuk pekerja berdasarkan penghargaan dan kenaikan 8,6% untuk karyawan dengan gaji terendah. Kenaikan besaran upah minimum yang diumumkan hari ini kemungkinan akan menjadi perhatian RBA, karena ini dapat meningkatkan ekspektasi inflasi dan menunda kembalinya inflasi ke target.
Setidaknya, kemungkinan besar RBA akan menaikkan suku bunga sebesar 25bp di minggu depan, menjadi 4,10%. Sebelumnya, pelaku pasar memang melihat kemungkinan adanya jeda dalam kenaikan suku bunga RBA.
Sementara itu, Imbal hasil obligasi lokal melonjak. Imbal hasil obligasi pemerintah Australia tenor tiga tahun naik 4 bps menjadi 3,44%, tertinggi dalam lima hari, sementara tenor sepuluh tahun naik 5 bps ke 3.645.
Dorongan penguatan Aussie juga didapatkan dari berita bahwa AS. Senat mengesahkan undang-undang bipartisan yang mengangkat plafon utang pemerintah sebesar $31,4 triliun, mencegah apa yang akan menjadi gagal bayar untuk pertama kalinya.
Pasar akan menantikan data NFP hari ini untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut tentang langkah Fed selanjutnya. Diharapkan akan ada tambahan sebanyak 190.000 pekerjaan di bulan Mei, melambat dari 253.000 di bulan sebelumnya. Kenaikan NFP berpotensi mendorong penguatan Dolar AS yang dapat menekan mata uang lainnya.
Fed Fund Futures melihat peluang 70% bahwa Fed akan menghentikan kenaikan suku bunga bulan ini, setelah Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker mengatakan bank sentral seharusnya tidak menaikkan suku bunga pada pertemuan berikutnya.